SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pj Wali Kota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin secara simultan bergerak membangun kekuatan bersama mempercepat pengendalian penyebaran virus Covid-19 di Kota Makassar.
Seperti yang terlihat saat melakukan silaturahmi dengan Majelis Ulama Indonesia Kota Makassar di ruang Sipakatau, Gedung Balaikota Makassar, Sabtu (27/6/2020).
Dalam acara yang dihadiri oleh sejumlah alim ulama, mubaligh, serta pengurus masjid se-Kota Makassar tersebut, Prof Rudy mengajak seluruh tokoh agama untuk menjadi bagian dari gerakan solidaritas bersama untuk membebaskan Makassar dari wabah virus secara cepat.
Baca Juga : Silaturahmi di Kepulauan Sangkarrang, Ini Pesan Pj Wali Kota Makassar
“Majelis Ulama Indonesia adalah kumpulan orang-orang yang berpikiran positif, doa-doanya In syaa Allah diijabah oleh Allah. Kita ingin penanganan Covid-19 ini bukan hanya disentuh dari sisi teknis saja, tapi juga melalui pendekatan spiritual keagamaan. Tentu masyarakat kita akan lebih memahami jika disampaikan lewat pendekatan keagamaan oleh para alim ulama dan mubaligh melalui ceramah-ceramah di masjid termasuk ikut mendoakan kota kita terbebas dari masalah ini. Pemerintah Kota akan melakukan backup setiap upaya para tokoh agama, termasuk menyiapkan sarana dan prasarana pendukung di lapangan,” ujarnya kepada sejumlah wartawan usai acara.
Menurut Rudy, jika semua elemen masyarakat ikut ambil bagian dan bergerak bersama sesuai dengan porsinya masing-masing, maka pandemi di Makassar akan tertangani lebih cepat.
Sementara itu, Ketua MUI Kota Makassar, KH Baharuddin AS saat memberikan sambutan mengatakan bahwa silaturahmi ini bagian dari upaya untuk menjawab kegelisahan di tengah masyarakat menyusul hadirnya wabah yang belum jelas kapan akan berakhir. Untuk itu, sudah sepatutnya seluruh alim ulama untuk ikut ambil bagian dalam melawan musuh yang tidak terlihat ini.
Baca Juga : Isu Pemeriksaan HP oleh Pj Wali Kota Makassar Picu Kepanikan di Kalangan RT/RW dan ASN
“Alim ulama memiliki senjata yang bisa melawan musuh yang tidak terlihat itu. Senjata yang saya maksud bukan seperti yang dimiliki oleh tentara atau polisi, namun berupa hati yang bersih dalam melakukan komunikasi dengan umat melalui sentuhan pesan-pesan keagamaan. Selain itu, doa dari kita semua kepada Allah agar bisa secepatnya diberi keselamatan dan dipulihkan dari cobaan ini,” ujarnya.
Penulis: Resti Setiawati
Editor: Kink Kusuma Rein
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar