Misi Kemanusiaan, Rescue RAI dari 3 Provinsi Berbaur di Masamba
SULSELSATU.com, MASAMBA – Yayasan Relawan Akhirat Indonesia menurunkan tim rescue untuk menyalurkan sumbangan dan membantu warga yang terdampak banjir bandang di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Sebanyak 28 orang tim Rescue Relawan Akhirat yang berasal dari Makassar, Barru, Kendari dan Poso membentuk 3 tim untuk kemudian berpencar ke berbagai wilayah untuk menyalurkan bantuan.
Founder RAI, Abdul Rauf yang mengkoordinir kegiatan tersebut mengatakan bahwa penyaluran bantuan ini menyasar ke tiga desa yang kondisinya sangat parah usai diterjang banjir bandang.
“Kami membentuk tiga tim, yang pertama ke Desa Maipi yang terisolir. Desa itu berjarak 7 kilometer dari Desa Balebo. Tim kedua bergerak ke Desa Lara 1 yang sampai hari ini masih tergenang sehingga tim dilengkapi dengan pelampung. Sementara tim ketiga bergerak ke Desa Meli untuk membuka layanan pemeriksaan kesehatan dan pembangunan MCK,” kata Om Pirang, sapaan akrab Abdul Rauf, Ahad (19/7/2020).
Tak lupa Om Pirang ucapkan terima kasih kepada seluruh donatur dari seluruh Indonesia terkhusus dari tiga provinsi di Sulawesi.
“Kepada seluruh masyarakat Sulsel, Sultra dan Sulteng, yang telah berdonasi, Alhamdulillah saat ini sumbangan saudara sementara kami salurkan. Semoga apa yang kita lakukan dapat bermanfaat bagi saudara-saudara kita di Masamba,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Om Pirang didampingi Ketua RAI Makassar, Muhammad Ihsan Kamaruddin, Ketua RAI Poso, Mahmud, Mewakili Ketua RAI Barru, Andi Asranur dan Sekretaris RAI Makassar, Eko Budyanto.
“Selain bantuan dalam bentuk sembako, pakaian, makanan siap saji, Rescue RAI juga membawa obat-obatan guna melakukan pemeriksaan kesehatan bagi saudara-saudara kita yang terdampak banjir bandang,” kata Muh Ihsan Kamaruddin.
Dihubungi di tempat yang sama, Eko Budyanto memaparkan kondisi warga di tempat pengungsian.
“Melihat situasi dan kondisi pada korban bencana banjir bandang terutama di Desa Meli, Desa Bone Lemo, Desa Radda, dan Desa Petambua membutuhkan air bersih,” ujar pria yang akrab disapa Bang Kobe ini.
Selain itu kata Bang Kobe, pengungsi juga masih membutuhkan makanan siap saji, popok bayi, pakaian anak-anak, susu, susu untuk anak-anak, obat-obatan, lilin, sarung, selimut dan bantal.
“Untuk pakaian bekas khusus orang dewasa mungkin bisa dibatasi dulu, karena sudah sangat banyak,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, saat ini terdapat 76 titik pengungsian yang tersebar di Luwu Utara. Yakni di Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta dan Kecamatan Masamba. Kapasitas setiap lokasi pengungsian hanya sekitar 70 sampai 100 orang.
Editor: Kink Kusuma Rein
Cek berita dan artikel yang lain di Google News