Luthfi A Mutty Mulai Panaskan Mesin Pemenangan Duet MATAHARI
SULSELSATU.com, LUWU UTARA – Ketua DPP Partai NasDem Bidang Hubungan Eksekutif, Luthfi Mutty, mulai memanaskan mesin pemenangan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Utara, Thahar Rum-Rahmat Laguni.
Duet Thahar Rum-Rahmat Laguni dengan jargon “MATAHARI” hampir pasti ikut bertarung di Pilkada Lutra 2020 setelah mengantongi delapan kursi dari tiga parpol pengusung. Masing-masing NasDem 4 kursi, PKB 2 kursi dan Perindo 2 kursi. Sementara persyaratan untuk mendaftar ke KPU setempat 7 kursi.
Luthfi Andi Mutty yang didaulat menjadi ketua tim pemenangan mulai memanaskan mesin politik. “Saya harus bekerja paralel. Mancari dan menyalurkan bantuan serta mempersiapkan tim pemenangan paslon MATAHARI,” ujar Luthfi.
Pertemuan perdana dilaksanakan Senin, 27 Juli di kediaman Thahar Rum yang juga dihadiri bakal calon wakil bupati Rahmat Laguni dan para relawan. Menariknya, beberapa orang mantan pejabat Lutra semasa Opu LAM sapaan Luthfi menjabat bupati, ikut hadir. Diantaranya HM Nur Husain, Jafar Rahman, Baso Asri, Mas’ud Masse, Kaisang A. Bolle, Yamsal Patappa dan dr. Suyuti Arifin.
“Kehadiran para tokoh senior peletak dasar pemerintahan dan pembangunan di Lutra, merupakan energi tersendiri bagi saya selaku ketua tim pemenangan,” ujar Opu LAM.
Adapun para tokoh yang hadir dalam pertemuan itu membeberkan alasannya mendukung pasangan MATAHARI. HM Nur Husain yang pernah menjabat sebagai Kadis Perindag, Asisten 3 dan Kepala Bappeda beralasan bahwa Thahar punya pengalaman birokrasi yang lengkap. Pernah menjabat sebagai camat, kabag, kadis dan wabup.
“Saya harap pak Thahar bisa mengembalikan kehebatan yang dulu pernah dicapai Lutra. Kami dulu sama-sama berangkat dari nol saat Lutra terbentuk. Meski dengan dana, personil dan peralatan terbatas, tetapi Lutra mampu tampil dengan berbagai prestasi dalam banyak hal. Itu karena dulu kita betul-betul bekerja sebagai tim,” ucap Nur Husain.
Pernyataan itu dibenarkan Mas’ud Masse yang juga mantan Kadis Kependudukan dan KB. “Dulu di bawah Opu LAM kami bekerja benar-benar satu tim. Tidak ada yang datang ke bupati berlomba cari muka dengan saling lapor dan jadi pembisik. Saya harap jika pak Thahar terpilih, mengembalikan suasana kebersamaan seperti dulu. Apalagi pak Thahar kan pernah dipimpin oleh pak Luthfi,” ungkap Mas’ud.
Sementara itu, mantan Kabag Keuangan dan Kepala PMD Lutra, Baso Asri, menceritakan pengalamannya saat dipimpin Opu LAM. “Dulu saya dipanggil bupati. Disuruh jadi kabag keuangan. Tapi saya katakan bahwa saya tidak punya keahlian di bidang keuangan. Setelah ketiga kali saya dipanggil, beliau bilang ini perintah. Anda saya tunjuk jadi kabag keuangan. Ya terpaksa saya terima,” kenang Baso Asri.
“Beda sekarang. Orang berlomba cari muka untuk dapat jabatan. Kalau perlu bayar. Bagaimana tidak rusak pemerintahan,” terang Baso Asri.
Adapun Jafar Rahman yang pernah menjabat Kadisnakertrans Lutra menceritakan kisahnya saat dipimpin Opu LAM. “Dulu kita tenang bekerja dan fokus pada tugas. Bupati (Opu LAM) betul kasi kita kewenangan full. Tidak ada keluarganya yang ikut atur proyek. Tidak ada juga istilah pengkondisian,” terang Jafar Rahman.
Adapun dr. Suyuti Arifin menceritakan pengalamannya sebagai direktur RSUD Andi Djemma. “Dulu Pak Luthfi sebagai bupati tiap saat datang mengontrol rumah sakit. Mulai soal air, listrik, kebersihan, keamanan dan kesejahteraan tenaga kesehatan betul-betul jadi perhatian beliau. Jadi kita sangat termotivasi dalam bekerja. Pak bupati sangat marah bila hak-hak pegawai terlambat dibayar. Pokoknya tidak ada potongan honor. Baju seragam disediakan. Tidak harus ikut apel. Tapi jangan coba-coba ada pasien yang terlambat ditangani dokter. Langsung meledak beliau,” jelas Suyuti.
Hasilnya jelas, RSUD Andi Djemma mendapat piagam pelayanan prima dari Menpan. (*)
Editor: ANDI
Cek berita dan artikel yang lain di Google News