SULSELSATU.com, SINJAI – Langkah Sulawesi Selatan (Sulsel) menjadi daerah penyangga daging nasional terus digalakkan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo didampingi Sekretaris Provinsi Sulsel Abdul Hayat memanen 630 anak sapi usia sampai 8 bulan hasil inseminasi buatan. Kegiatan yang dilaksanakan di Lapangan Sinjai Bersatu diikuti oleh 500 peternak dari berbagai kecamatan di Kabupaten Sinjai, Kamis (30/7/2020).
Hayat menyampaikan apresiasi luar biasa atas model peternakan yang dikembangkan Kementerian Pertanian dalam menguatkan stabilitas pangan nasional.
Baca Juga : Abdul Hayat Gani Resmi Jabat Pj Wali Kota Parepare, Fokus Urus Pilkada Hingga Inflasi
“Pemprov Sulsel sangat apresiasi atas pengembangan peternakan yang ada di Sinjai, ini salah satu model akselerasi untuk Sulsel menjadi wilayah penyangga daging nasional,” ujar Hayat.
Kabupaten Sinjai merupakan daerah ketiga dengan peternakan terbesar setelah Kabupaten Bone dan Gowa. “Langkah ini tentu akan kita optimalkan dengan pengawasan dan evaluasi secara maksimal,” tuturnya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada kegiatan ini menyampaikan langkah strategis yang dilakukan lembaganya untuk pengembangan sapi di Sinjai dengan membentuk klaster ternak.
Baca Juga : Pemprov Sulsel Hargai Putusan PTUN Jakarta Terkait Sekda Non Aktif Abdul Hayat
“Di mana satu klaster ternak terdiri dari lima desa yang tiap-tiap desa mengembangkan 200 ekor sapi ternak. Jumlah ini dibagi 60 persen untuk penggemukan dan sisanya untuk budidaya,” jelas Syahrul.
Mantan orang nomor satu di Sulsel ini menyebutkan, meski di masa pandemi sektor pertanian masih mampu tumbuh dari 12,6 persen menjadi15,8 persen.
Sementara untuk ternak, ia menyebutkan, kebutuhan daging yang mampu disuplai dalam negeri adalah 400 ribu ton dari 700 ribu ton yang dibutuhkan.
Baca Juga : Istri Abdul Hayat Gani Eks Sekprov Sulsel Tutup Usia
“Kekurangan ini membuat kita masih harus impor sekitar 200 sampai 300 ribu ton. Dengan begitu, langkah untuk memaksimakan produksi daging dalam negeri harus terus kita optimalkan,” terangnya.
Syahrul optimistis, model peternakan melalui inseminasi buatan serta dukungan kepada para peternak mampu memperkecil nilai ekspor dan berdampak signifikan pada perekonomian peternak.
Dari data Dinas Peternakan Kabupaten Sinjai, dari tahun 2019 hingga triwulan kedua 2020, jumlah kelahiran sapi mencapai 3.400 ekor. Rata-rata terdapat 173 ekor sapi dalam 1 kilometer persegi wilayah Kabupaten Sinjai.
Baca Juga : Menteri Asal NasDem Resmi Raih Gelar Profesor Kehormatan di Unhas
Hasil ternak sapi dengan metode inseminasi buatan dapat menghasilkan sapi dengan bobot hingga tiga kali sapi biasa. Dengan bobot yang besar juga berdampak pada harga sapi yang juga meningkat.
Penulis: Jahir Majid
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar