JAKARTA – Di tengah pademi Covid-19 dan ancaman resesi ekonomi dunia, sejumlah perusahaan teknologi malah mencetak laba yang lebih baik dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Raksasa teknologi yang mencetak laba fantastis seperti Amazon, Facebook, Apple, dan Google. Perusahaan ini berkedudukan di Amerika Serikat (AS) yang notabene Negeri Paman Sam memasuki jurang ekonomi.
Facebook Group (FB) menyebut pada Kamis (30/7/2020) bahwa pihaknya memiliki lebih dari 3 miliar pengguna aktif bulanan pada kuartal yang berakhir pada Juni lalu. Laba tersebut termasuk penggunan Instagram dan Whatsapp.
Baca Juga : Perkuat Fundamental Kinerja, BRI Cetak Laba Rp45,36 Triliun
Baca juga: Ini Sejumlah Negara yang Masuki Jurang Resesi Ekonomi Dampak Covid-19
Melansir CNN, perusahaan mengatakan bahwa pertumbuhan pengguna mencerminkan kenaikan komunikasi seiring dengan pembatasan yang terjadi di seluruh dunia.
Sementara itu, Amazon mengungkapkan pendapatan kuartal ini naik sebesar 40 persen dari tahun sebelumnya atau menembus US$88,9 miliar, setara Rp1.244 triliun (kurs Rp14 ribu per dolas AS). Angka ini melampaui US$8 miliar dari proyeksi para analis.
Baca Juga : 10 Tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo, BRI Jadi BUMN dengan Setoran Dividen Terbesar ke Negara
Kenaikan pendapatan ini disebabkan oleh melonjaknya permintaan lewat pembelian daring di seluruh dunia.
Serupa, Apple yang mengalami penurunan pendapatan pada beberapa tahun terakhir melaporkan mencetak kenaikan penjualan pada kuartal sama sebesar 11 persen. Kenaikan penjualan terjadi merata di berbagai produk perangkat keras dan layanan digital.
CEO Apple Tim Cook mengklaim bahwa kenaikan tersebut merupakan bukti akan pentingnya produk Apple di kehidupan pelanggan di masa yang tidak pasti.
Baca Juga : Tumbuh Selektif dan Prudent, BRI Cetak Laba Rp29,90 Triliun
Perusahan induk Google, Alphabet, merupakan satu-satunya pengecualian, mencatatkan penurunan pendapatan pertama secara tahunan. Kemunduran ini disebabkan oleh terlukanya bisnis periklanan perusahaan. Pun begitu, saham GOOGL masih mencetak pertumbuhan sebesar 1 persen pada perdagangan setelah jam kerja.
Pertumbuhan pendapatan perusahaan-perusahaan teknologi menonjol di saat usaha lainnya di seluruh AS terseok-seok.
Diketahui, ekonomi AS pada kuartal II 2020 mengalami kontraksi sebesar 32,9 persen, mengantarkan Negeri Paman Sam ke jurang resesi. Pada kuartal I 2020 pertumbuhan tercatat minus 5 persen.
Baca Juga : Fantastis! Setoran BRI ke Kas Negara Tembus Rp192,06 Triliun
Kondisi ini menempatkan AS ke ekonomi terburuk sejak 1947. Penurunan ekonomi disumbang oleh konsumsi rumah tangga yang turun 34,6 persen secara tahunan. Padahal, indikator ini merupakan penyumbang utama ekonomi AS selama ini.
Editor: Hendra Wijaya
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar