SULSELSATU.com, MAKASSAR – Angggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar meminta Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM Kota Makassar serius menangani kebocoran air.
Pasalnya, kebocoran masih cukup tinggi sebanyak 40 persen, jika dipresentasikan dengan aliran air sebesar 3000 liter perdetik, maka PDAM Makassar kehilangan air sebanyak 1200 liter perdetik setiap harinya.
Tak hanya itu, banyaknya warga yang mengeluhkan air PDAM yang kotor bahkan mengeluarkan bau tidak sedap. Hal tersebut juga berdampak terhadap buruknya pelayanan
Baca Juga : Pimpinan dan Anggota DPRD Makassar Sampaikan Selamat Hari Guru
Anggota DPRD Kota Makassar Mario David mengatakan kondisi itu sangat memprihatinkan, iapun menduga jajaran direksi tidak serius dalam penanganan persoalan yang dikeluhkan oleh masyarakat
“Jadi begini, masyarakat itu tidak dibagi air secara gratis tetapi masyarakat itu membayar, ketika masyarakat membayar dimana pertanggungjawaban para direktur terutama direktur tekniknya,” kata Mario.
Olehnya, lanjut Mario jika persoalan itu terus terjadi berlarut larut dirinya meminta Direktur Teknik PDAM Makassar Imran Rosadi Adnan sebaiknya di ganti dari jabatannya
Baca Juga : PDAM Makassar Tingkatkan Kualitas Karyawan Lewat Pelatihan Internal
“Kalau perlu air baku digratiskan ke masyarakat sebagai konsekuensi pelayanan yang tidak prima, karena masyarakat membayar dan pelayan tidak prima yah gratiskan aja,” ujarnya
Seharusnya kata Legislator Partai NasDem itu, PDAM memiliki dana yang cukup besar, sehingga jika ada persoalan apalagi terkait perbaikan harus diselesaikan.
“Apalagi kemarin deviden kemarin kita kembalikan untuk perbaikan-perbaikan infrastruktur. Kalau tidak becus segera lakukan perbaikan dan kalau tidak mampu direktur teknik sebaiknya mundur saja, titik,” tegasnya.
Baca Juga : Pipa PDAM Makassar di Jalan Paccerakkang Bocor, Ini Daerah yang Terdampak
Apalagi pendistribusian air ke masyarakat hanya mencapai 70 persen, sementara seluruh warga tanpa terkecuali melakukan pembayaran dan tidak gratis.
Penulis: Resti Setiawati
Editor: Asrul
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar