SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin menjadi bagian dalam diskusi online yang digelar Keluarga Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Majelis Rayon Unhas.
Diskusi melibatkan pula Majelis Sinergi Kalam (MASIKA) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah Sulawesi Selatan.
Tema diskusi yang berlangsung pada Rabu (5/8/2020) melalui aplikasi Zoom Meeting ini adalah “Telaah Kritis Banjir Masamba Penanggulangan dan Pencegahan”.
Baca Juga : Konsisten Kembangkan Kapasitas Digital, Indosat Hadirkan Laboratorium Berteknologi di Unhas
Hadir sebagai narasumber yakni Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani, Ketua Puslitbang Studi Kebencanaan Unhas Prof Adi Maulana, Ketua Tim Penanggulangan Banjir Sulsel Syamsul Rijal, dan SDG’s Center Unhas Putri Fatimah Nurdin.
Mengawali kegiatan, Ketua KAHMI Rayon Unhas Prof Jamaluddin Jompa, menyampaikan terima kasih atas kesediaan para narasumber untuk berbagi ilmu dan pengetahuan, serta pengalaman praktis, untuk membahas bencana alam yang terjadi di Masamba, Luwu Utara.
“Tujuan kita menggelar diskusi ini adalah untuk mengumpulkan alternatif solusi bagi upaya pencegahan bencana serupa pada masa yang akan datang,” jelas Prof Jamal.
Baca Juga : OJK Mengajar Generasi Cerdas Keuangan Menuju Indonesia Emas Edukasi Mahasiswa Unhas
Usai memberikan sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan mendengarkan pemaparan dari para narasumber.
Dalam pengantar diskusi, Prof Adi Maulana, menyampaikan paparan terkait “Banjir Masamba 2020: Lesson Learned”. Secara garis besar, Prof Adi membahas aspek-aspek saja yang dapat dipelajari dari peristiwa banjir bandang di Masamba, Luwu Utara.
Trend bencana Indonesia sejak tahun 2009-2019 secara umum mengalami peningkatan. Hingga 27 Desember 2019, telah terjadi 3.768 bencana, didominasi oleh faktor iklim seperti banjir, longsor, dan angin puting beliung.
Baca Juga : Kapolda Sulsel Berkunjung ke Unhas, Dialog Sinergis Tingkatkan Keamanan dan Kebangsaan
“Negara-negara maju umumnya memiliki peta jalan atau roadmap kebencanaan. Untuk melakukan upaya pencegahan, sebenarnya kita harus melakukan hal serupa, memetakan di mana lokasi potensi bencana, sekaligus meningkatkan upaya literasi kebencanaan pada masyarakat,” jelas Prof Adi.
Lebih lanjut, Prof Adi menambahkan beberapa faktor pemicu yang menjadi penyebab terjadinya banjir di Masamba misalnya saja faktor erosi permukaan, adanya patahan dan morfologi, aktifitas antropogenik yang didukung dengan curah hujan yang tinggi.
Sebagai upaya menanggulangi hal tersebut dibutuhkan konsep Penta Helix dimana semua unsur saling terkait dan bersinergi, mulai dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, masyarakat, dan media massa.
Baca Juga : Indosat Fasilitasi Laboratorium Bagi Mahasiswa Unhas Kembangkan Kemampuan di Bidang Teknologi
Editor: Asrul
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar