Puji Deklarasi ADAMA, Akademisi Anggap Danny-Fatma Paling Siap Jadi Nahkoda

Puji Deklarasi ADAMA, Akademisi Anggap Danny-Fatma Paling Siap Jadi Nahkoda

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Deklarasi pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi, dapat jempol dari kalangan akademisi. Tak sekadar orasinya semata, namun konsep kearifan lokal yang ditonjolkan menunjukkan jati diri warga Kota Makassar dan identitas Sulsel.

Pinisi, perahu layar tradisional Bugis-Makassar yang menjadi simbol deklarasi Danny-Fatma di Pantai Losari, sarat dengan makna.

“Ada spirit perjuangan dan filosofi dari simbol kapal Pinisi itu. Ada pesan mau ditekankan, yakni Danny-Fatma sudah sangat siap menjadi nakhoda. Mereka sangat paham dan menghargai arti sejarah pelaut Bugis-Makassar yang begitu tangguh,” kata akademisi UIN Alauddin, Ibnu Hadjar Yusuf, Jumat (4/9/2020).

Deklarasi Danny-Fatma menggunakan dua kapal Pinisi yang dikawal 200 perahu kecil atau jolloro milik nelayan. Pelibatan nelayan adalah penanda bahwa Danny-Fatma akan selalu melibatkan masyarakat dalam menjalankan pemerintahan.

Di atas kapal Pinisi yang memuat sekitar 30 orang itu pula, Danny-Fatma menyampaikan orasi politik. Termasuk para pimpinan partai politik pengusung NasDem dan Gerindra, serta partai pendukung, Gelora dan PBB.

Hadjar juga mengapresiasi isi orasi Danny Pomanto tentang kesiapannya memimpin Kota Makassar. Mengembalikan Makassar kembali sebagai kota terbaik di Indonesia, seperti yang pernah ditorehkan di periode pertama Danny.

“Orasi Pak Danny sangat tepat. Jangan membangun tembok karena tembok hanya akan menjadi pembatas. Tetapi mari bangun jembatan sebagai wadah penghubung, penyambung dalam membangun kualitas hidup warga Kota Makassar dengan pendekatan humanistik,” ujarnya.

Danny saat orasi memang banyak melontarkan pesan menyejukkan. Satu di antaranya adalah mengajak seluruh kandidat di Pilwali Makassar untuk beradu gagasan, bukan saling sikut dan menjatuhkan.

Sebab, pemilihan 9 Desember akan penentuan nasib 1,5 juta warga Kota Daeng, bukan untuk oknum tertentu.

“Walaupun kita berbeda secara politik, tetapi kita tetap bersaudara. Di atas kapal Pinisi, dia (Danny Pomanto) menggelorakan gerakan semangat restorasi dan semangat Indonesia Raya,” ucapnya.

Hadjar juga memuji orasi Fatmawati yang menurutnya langsung ke penegasan tentang hak dan pemberdayaan perempuan. Tidak bertele-tele, tapi ingin memberi keberpihakan nyata.

“Keadilan dan kesetaraan gender yang tak perlu lagi sebatas wacana, itu langsung mengena. Fatmawati memberi jaminan bahwa soal itu tak perlu ditawar. Dan ini bagian dari komitmennya,” paparnya.

Editor: Hendra Wijaya

 

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga