Pemilihan walikota Makassar 2020 sudah memasuki tahapan. Tim kandidat sudah mulai melakukan kerja kerja poltik dengan berbagai cara untuk mencari dukungan simpati kepada rakyat untuk memenangkan calon yang di usung.
Kandidat dalam memenangkan pertarungan tentunya ada tim atau organ taktis yang solid dan efektif yang nantinya menjadi komunikator (Penyambung Pesan/informasi) dari kandidat kepada pemilih terkait dengan program yang dikenal dengan visi misi.
Peran organ Taktis / Tim ini sangat penting, karena tim yang melakukan kampanye kampanye persuasive (door to door) dan menyebarkan informasi dengan tujuan menarik simpati pemilih untuk memilih calon. Makanya tim dituntut dituntut punya wawasan/pengetahuan (Knowledge) Perilaku (Attitude) tentang adab kesusilaan lingkungan masyarakat. karena tim terkadang digambarkan sebagai cerimanan kandidat baik perilaku dan pesan yang disampaikan, makanya tim, tidak jarang kita dapati konflik pilkada karena komunikasi politik yang sampaikan oleh kandidat atau TIM itu tidak sesuai dengan adab kesusilaan yang berlaku ditengah tengah masyarakat.
Baca Juga : Unggulkan Timnas Garuda, Ini Prediksi Skor Amri Arsyid Bahrain vs Indonesia
Seperti yang terjadi belakang yang viral dimedia sosial salah satu oknum diKec Tamalanrea yang disinyalir tim salah satu kandidat melakukan pertemuan dan menyinggung sekaligus memojokkan etnis tertentu sebagai ajakan untuk memenangkan kandidatanya dipemilihan walikota Makassar.
Perilaku tim suskes dimana merupakan tokoh masyarakat dari kecamatan tamalanrea, yang seharusnya menjadi panutan, tapi justru menggunakan POLITIK IDENTITAS untuk mencari dukungan dengan memojokkan etinis tertentu dikota Makassar, beliau seharusnya paham sejarah perjalanan bangsa Indonesia bahwa banyak literaur sejarah yang menjelaskan konstribusi Warga keturunan Tinghoa dalam proses perjalan bangsa ini, seperti sumpah pemuda 28 Oktober 1928 yang sebentar lagi akan diraayakan bangsa Indonesia, ada pemuda Tionghoa, seperti Sie Kong Liong, Kwee Thiam Hong, Lauw Tjoan Hok, Ong Kay Sing, dan Tjio Djin Kwie.
Tanggal 25 september 1932 didirkan Partai Tinghoa Indonesia (PTI) yang dipelopori oleh Liem Koem Hian, termasuk ada berapa tokoh Tinghoa orang yang masuk dalam anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesai (BPUPKI) Liem Koen Hian, Oey Tiang Tjoei, Oei Tjong Hauw, MR Tan Eng Hoa. Ini hanya sebagaian kecil yang bisa kita jadikan contoh bahwa keberpihakan secara social politik perjalanan bangsa Indonesia juga ada keterlibatan saudara kita warga tinghoa begitu besar.
Baca Juga : Janji Pasangan AMAN agar Warga Makassar Tidak Terdampak Krisis Air Tiap Tahun
Pluralisme, toleransi, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sudah ada sejak jauh sebelum Indonesia merdeka. Bahkan dari pluralisme, toleransi, persatuan dan kesatuan itu pula tercipta kekuatan-kekuatan maha dahsyat yang kemudian berhasil memerdekakan Indonesia dengan nama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Makna KESATUAN karena kita dari suku bangsa, etnis, agama, budaya dan bahasa yang bersatu padu, jadi sesanti BHINEKA TUNGGAL IKA adalah sebuah keniscayaan yang harus dijadikan kekuatan dalam membangun bangsa ini.
STOP POLTIK IDENTITAS yang akan memecah belah kita. mari berkampanye dan menggalang dukungan dengan cara santun elegan sesuai dengan adab kesusilaan diKota Makassar, seperti kita tau bahwa Makassar adalah Kota heterogem dengan masyarakat religius dan toleran. Ayo bertarung gagasan untuk merebut hati rakyat…!!!!
Baca Juga : Ini Alasan Paslon AMAN Kenakan Kaos Hatake Kakashi Saat Pengambilan Nomor Urut
Arfah, Korodiantior JPS
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar