SULSELSATU.com, MAKASSAR – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Dr Muhammad Jufri, melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) yang dilakukan secara virtual dengan peserta para Kepala SMA se Sulawesi Selatan negeri dan swasta di Ruang e-Panrita Disdik Sulsel Jl Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea Makassar, Rabu (30/9/2020).
Hadir mendampingi Kadisdik Sulsel, Sekretaris Disdik Sulsel Hery Sumiharto, Kepala Bidang Pembinaan SMA Sabri, Kepala UPT PTIKP, Andi Hidayati, Koordinator Pengawas (Korwas) Muliono Caco, dan Kasi TIK Anshar.
Sekretaris Disdik Sulsel yang memandu acara ini mengatakan, monitoring dan evaluasi kali ini terkait proses Belajar dari Rumah (BDR) selama pandemi Covid-19, bagaimana kesiapan sekolah dalam pembelajaran tatap muka, dan tentang one student one acount.
Baca Juga : Rakor Pendidikan Tingkat Sulsel, Jumlah SMK dan SLB Perlu Ditingkatkan
Monev berlangsung dua tahap. Tahap pertama untuk jenjang SMA negeri dan swasta, sementara tahap kedua berlangsung siang hari untuk jenjang SMK dan SLB negeri dan swasta.
Kepala Dinas Pendidikan Prof Jufri menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada para Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I – XII, para kepala SMA negeri dan swasta, juga kepada sejumlah Ketua Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) atas kesediaan mengikuti monev ini.
Kegiatan monev ini, kata Prof Jufri, dimaksudkan untuk menjaring informasi dan data tentang sejaumana pelaksanaan BDR di masing-masing daerah.
Baca Juga : Balai Bahasa Sulsel Gelar FTBI Diikuti Siswa SMP 2 Provinsi
“Kita ingin memastikan anak-anak betul-betul belajar dengan baik. Dan ingin memastikan bahwa BDR berjalan sebagaimana yang diharapkan, bukan dimaknai sebagai masa liburan sekolah,” tuturnya.
Kegiatan ini menurut mantan Dekan Psikologi UNM ini, sebagai kegiatan yang diharapkan dapat mengumpulkan informasi dan data penting dari para kepala sekolah, bagaimana pelaksanaan BDR itu, baik berupa daring (online) maupun luring (offline), sekaligus juga sebagai bahan evaluasi pelaksanaan BDR di Sulawesi Selatan.
Sebelum mempersilahkan satu per satu kepala sekolah untuk memaparkan kendala dan tantangan yang dihadapi selama pandemic covid-19, Prof Jufri melakukan absensi kepada para peserta monev.
Baca Juga : Sempat Terjadi Kesalahan Sistem Penginputan, Disdik Sulsel Telah Resmi Umumkan Hasil PPDB
Prof Jufri mempersilahkan sekolah yang berada di remot area sebagai prioritas pertama untuk melaporkan berbagai permasalahan yang dihadapinya dan bagaimana solusi yang dilakukan dalam rangka kelangsungan pembelajaran di masa pandemic covid-19.
Dimulai persekolah di Kabupaten Selayar. Di daerah ini yang masuk SMA remot area adalah SMAN 4 Selayar, tapi karena signal timbul tenggelam, dialihkan ke SMAN 1 Selayar. Sekolah yang ada di Kota Benteng Selayar ini seperti yang dikemukakan Kepala SMAN 1 Selayar, pelaksanaan BDR belangsung lancar.
Usai menyisir persekolahan di Selayar, Prof Jufri beralih ke Kabupaten Pangkep. Di sana ada SMAN 15. Di sekolah ini lagi-lagi tak bisa terhubung, dialihkan ke SMAN 17 Pangkep yang memang masih dalam remot area.
Baca Juga : Hasil UTBK SNBT 2023, Sulsel Tembus 5 Besar Siswa Terbanyak Diterima di PTN
Kepala SMAN 17 Pangkep melaporkan bahwa proses pembelajaran dari rumah ini berlangsung sesuai kondisi alam di Kecamatan Liukang Tanganya. Pembelajaran BDR ini, kata kepsek SMAN 17 Pangkep, berlangsung daring dan luring.
“Kami padukan dengan online dan offline,” katanya.
Offline dilakukan dari door to door, bahkan guru-gurunya menyeberang ke pulau lainnya untuk memberikan pembelajaran. Di kecamatan ini, kebetulan memang tidak ada atau dinyatakan bebas covid-19, kata Kepsek SMAN 17 Pangkep.
Baca Juga : Disdik Sulsel Pastikan Tak Ada Libur Akhir Tahun Bagi Siswa
Selain masalah jaringan, kendala yang dilaporkan Kepsek SMAN 17 Pangkep ini adalah tidak semua siswanya memiliki HP android.
Usai mengunjungi sekolah di pulau, Prof Jufri mengarahkan perhatiannya ke sekolah yang ada di pegunungan. Kali ini ia memilih SMAN 28 Bone. Sekolah yang berada di Kecamatan Ponre ini melaporkan kalau pembelajaran BDR dilakukan secara daring dan luring.
Untuk pembelajaran luring, kata Kepsek SMAN 28 Bone dilakukan di sejumlah pos yang telah dibentuk sebelumnya. Setiap pos rutin dikunjungi guru-gurunya, setiap pos biasayanya meliputi 7 desa atau lebih.
Tidak melulu sekolah yang ada di daerah terpencil. Sebab Prof Jufri juga melakukan kontak dengan sekolah yang ada di kota. Seperti SMAN 2 Makassar dan SMAN 2 Enrekang.
Di SMAN 2 Enrekang misalnya, BDR berlansung lancar dengan memakai dua versi, daring dan luring. Sekolah yang memiliki jumlah siswa 900-an orang ini melaksanakan pembelajaran online 90 persen, dan 10 persen luring atau offline.
“Setiap minggu siswa yang 10 persen itu datang ke sekolah untuk menerima pelajaran atau tugas sekaligus menyetor tugas yang telah diberikan,” tutur Kepsek SMAN 2 Enrekang, Sukayono.
Tak hanya sekolah negeri, Prof Jufri juga ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan BDR di sekolah swasta, yang dituju adalah SMA Sion Makassar dan SMA Islam Athira Makassar. Bahkan di akhir acara, Kepala SMA Islam Athira diberikan kesempatan untuk menyampaikan best practice pembelejaran BDR di masa pandemic covid-19.
Selama penyampaikan laporan dari para kepala sekolah, Prof Jufri tak berkeming dari tempat duduknya. Ia betul-betul ingin mendapatkan informasi dan data secara akurat dari tangan pertama, yaitu kepala sekolah atau guru kendati lewat virtual.
Hal yang sama juga dilakukan pada sesi dua dengan para Kepala SMK dan SLB negeri dan swasta se Sulawesi Selatan.
Editor: Asrul
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar