Warga Bontoa Tak Yakin Janji Atasi Krisis Bersih dengan 100 Hari
SULSELSATU.com, MAROS – Warga kecamatan Bontoa, Maros, menyebut solusi penuntasan krisis air bersih tidak bisa dilakukan hanya dengan jangka waktu singkat, apalagi dengan seratus hari, seperti yang dijanjikan oleh salah satu pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Maros kepada sejumlah warga Kecamatan Bontoa.
Salah seorang aktivis pemuda sekaligus warga Bontoa, Abrar Rahman mengatakan, penuntasan krisis air bersih mesti dilakukan dengan sebuah program yang jitu dan berkesinambungan, bukan dengan sebuah janji kampanye yang terkesan muluk-muluk.
“Jika ada yang bilang masalah ini bisa selesai dalam waktu singkat itu jelas tidak mungkin. Masalah ini butuh solusi jitu pemerintah kedepan dan dikerjakan secara berkesinambungan jadi tidak instan seperti itu,” kata Abrar, Senin (5/10/2020).
Mantan ketua Himpunan Pemuda Mahasiswa Indonesia (HIPMI) Maros Raya itu menambahkan, jika persoalan krisis air bersih bukanlah isu satu kecamatan yang hanya ada di Bontoa saja, tapi juga menjadi masalah di sebahagian besar wilayah di Maros saat musim kemarau tiba.
“Masalah inikan global dan tidak terjadi di Bontoa saja, tapi di semua wilayah pesisir dan bahkan juga di kota Maros. Kalau hanya membuat komitmen di salah satu kecamatan saja, artinya itu setengah hati. Kita mau masalah ini bisa tuntas di semua wilayah di Maros,” lanjutnya.
Abrar menilai, program kandidat yang ditawarkan haruslah rasional, berkelanjutan dan juga terukur. Pembentukan tim tertentu dalam waktu singkat, bukanlah sebuah program jitu yang bisa menuntaskan akar masalah.
Baginya, program revitalisasi bendungan, irigasi serta pembuatan waduk untuk menampung air hujan serta pengadaan penyulingan air payau ke air tawar, merupakan program yang pas untuk mengatasi krisis itu secara permanen.
“Program itu jelas harus logis juga karena memang solusinya ini jangka panjang dan permanen. Kalau hanya waktu singkat, saya yakin itu tidak akan bisa. Harus ada revitalisasi bendungan dan irigasi serta pembuatan waduk juga penyulingan. Program ini tidak bisa jalan dalam kurun waktu singkat pastinya,” sebutnya.
Saat ini kata dia, pemerintah daerah memang belum mampu menuntaskan program yang menjadi solusi tuntas bagi problem tahunan itu. Kedepan ia berharap ada pemimpin yang bisa memberikan program yang komprehensif agar masalah itu bisa tuntas.
“Yah kita harus lihat program kandidat yang ditawarkan, apakah itu rasional atau tidak. Karena masalah ini bukan hal sepele yang bisa selesai dalam sekejap mata. Saya harap masyarakat juga tidak tergiur dengan janji manis yang sifatnya instan,” pungkasnya.
Penulis: Indra Sadli Pratama
Editor: Asrul
Cek berita dan artikel yang lain di Google News