Empat Pengunjuk Rasa Terluka, Wakil Ketua DPRD Jeneponto : Saya Prihatin
SULSELSATU.com, JENEPONTO – Wakil Ketua DPRD Jeneponto, Irmawati mengaku turut prihatin, 4 orang pengunjuk rasa yang menolak undang undang Omnibus Law di depan Gedung DPRD Jeneponto, Senin Kemarin (12/10/2020) terluka lantaran diduga kena pukulan oknum polisi.
“Saya hanya bisa bilang turut prihatin atas apa yang menimpah adek-adek pendemo kemarin,” ujar Irmawati kepada sulselsatu.com, Selasa (13/10/2020) dibalik via pesan WhatsApp.
Hanya saja, Irmawati mengaku tidak ingin terlalu jauh berkomentar karena tak melihat langsung kericuhan aksi unjuk rasa kemarin.
“Saya tidak bisa mngatakan A B C D, saya tidak tau awal kronologisnya dan apa pemicuhnya sehinga bisa seperti itu. Saya hanya melihat di media kalau ada yang terluka dan saya turut prihatin,” pungkasnya.
Namun demikian Irmawati berharap aparat keamanan yang melakukan pengamanan aksi unjuk rasa di masa masa akan datang agar tidak terulang lagi kejadian yang yang terjadi Senin kemarin.
“Harapan saya semoga tidak ada lagi kejadian seperti ini dan tidak terulang lagi,” katanya.
Kapolres Jeneponto AKBP Yudha Kesit Dwijayanto mengatakan, terkait aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh, pihaknya telah berupaya untuk mempertemukan dengan pengunjuk rasa dengan anggota dewan.
“Kita sudah berikan jalan terbaik untuk mempertemukan anggota dewan tetapi mereka ingin menyerang masuk ke ranah pengamanan kita dan ingin menyerang petugas sehingga kita lakukan pembubaran,” kata Yhuda.
Menurut Yhuda, bentrokan terjadi karena berawal saling dorong antara Pengunjuk Rasa dengan aparat keamanan, sehingga beberapa pengunjuk rasa ada yang dibawa ke rumah sakit.
“Mungkin ada sesak nafas atau baku gontok gontokan terhadap pengunjuk rasa dan aparat keamanan,” katanya.
Ditanya apakah ada aparat yang terluka? Yhuda mengaku ada petugas yang kena lemparan batu.
“Tentunya setelah terjadinya pelemparan batu terhadap petugas dan mengeluarkan kata kata kasar ingin menyerang, sehingga kita buat pagar betis agar mendorong para pengunjuk rasa untuk mundur,”ujarnya.
Diketahui, ratusan demonstran yang mengaku dari Gerakan Jeneponto Menolak (Gejolak) Jilid II menggelar aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law rasa DPRD Jeneponto.
Namun aksi tersebut berakhir ricu setelah pihak kepolisian membubarkan paksa pengunjuk rasa Lantaran diduga ingin menerobos masuk ke gedung DPRD Jeneponto.
Akibat kericuhan tersebut, 4 orang Pengunjuk rasa Terluka dan dibawa kerumah sakit dan 5 orang pengunjuk rasa di amankan ke polres Jeneponto lantaran diduga sebagai provokator.
Penulis Dedi
Cek berita dan artikel yang lain di Google News