Danny-Fatma Punya Delapan Solusi Atasi Kemacetan Makassar

Danny-Fatma Punya Delapan Solusi Atasi Kemacetan Makassar

SULSELSATU.com, JAKARTA – Debat publik Pilwalkot Makassar 2020 yang berlangsung di Jakarta, Sabtu (07/11/2020), diwarnai dengan tanggapan dan pertanyaan oleh masing-masing kandidat. Mereka saling beragumentasi.

Pada tema tranportasi, pasangan calon (paslon) nomor urut satu, Moh Ramdhan “Danny” Pomanto memaparkan visi-misinya. Bersama Fatmawati Rusdi, anak lorongnya Makassar itu bilang, Adama (akronim Danny-Fatma) mempunyai 8 solusi untuk mengatasi persoalan kemacetan Kota Makassar.

Karena kata Danny Pomanto, berdasarkan beberapa survei, persoalan inti dari sistem transportasi adalah kemacetan.

Solusi pertama yakni, Danny-Fatma akan merevisi manajemen traffic yang ada di kota berjuluk Anging Mammiri ini. Kemudian solusi kedua, mereka akan membangun publik tranportasi dengan sistem multi moda yang sombere dan smart.

Selanjutnya melalui percepatan pembagunan tol layang lingkar dalam. Seperti yang saat ini dibangun di Jalan AP Pettarani.

“Ke empat, pembangunan lintas barat ke timur moda LRT dengan konstruksi layang. Ke lima, pembangunan jejaring smart pedestrian dengan koridor hijau. Karena transportasi itu diawali dengan orang berjalan kaki,” papar Danny Pomanto.

Solusi ke enam, lanjutnya, Danny-Fatma akan meningkatkan sistem pemantauan rekaman CCTV di ruas jalan. Disertai dengan sistem sensor.

Peningkatan kerja traffic control sistem juga menjadi program prioritas Adama yang ke tujuh. Kerja sistem itu terintegrasi dengan War Room yang pernah dibangun Danny Pomanto di Kantor Balai Kota Makassar. Saat masih menjabat wali kota di periode sebelumnya, 2014-2019.

“Ke delapan, percepatan fungsi-fungsi tata ruang yang terintegrasi, compact, dan mutualis. Karena tata ruang-lah menjadi bangkitan dan tarikan transportasi. Tidak ada transportasi jika tidak ada bangkitan dan tarikan transportasi dari fungsi-fungsi ruang yang harus compact. Di Singapura, city compact adalah bahagian yang  membuat sistem transportasi sebuah kota menjadi lebih terintegrasi lebih nyaman,” urai ahli tata ruang itu.

Usai Danny Pomanto menjelaskan dengan waktu yang dibatasi, sesi ini pun mendapat tanggapan dari paslon lain. Moderator kembali mempersilakan paslon nomor urut dua, Munafri Arifuddin-Rahman Bando (Appi-Rahman) terlebih dahulu memberi tanggapan.

Bukan tanggapan, tetapi Appi melontarkan pertanyaan seputar program yang pernah dijalankan Danny Pomanto di eranya menjabat sebagai Wali Kota Makassar.

“Tabe, pasangan nomor satu. Beberapa tahun yang lalu Anda pernah melaunching transportasi yang namanya pete-pete smart. Dan itu tidak bisa terlaksana. Bahkan, halte-haltenya terbengkalai. Seperti apa bapak akan membangun sistem transportasi ke depan? Apa ini akan dilanjutkan atau dihentikan?” tanya Appi.

Saat diberi kesempatan menjawab. Fatmawati sangat singkat dan lugas menjawabnya. Intinya dia bilang, Tungguma. Itu karena waktu yang membatasinya untuk memberi tanggapan balik.

“Untuk mewujudkan transportasi publik yang nyaman sebagai visi misi kami, yang mana tadi ditanyakan paslon nomor urut dua tentang pete-pete smart, perlu kami sampaikan bahwa prototype pete-pete smart itu sudah ada. Dan surat kelayakan rancang bangun (SKRB) pete-pete smart itu sudah ada. Jadi insyaallah tungguma, akan hadir transportasi publik yang nyaman di kota Makassar untuk semua,” singkat mantan anggota DPR RI itu.

Danny-Fatma pun belum bisa menanggapi pertanyaan dari paslon nomor urut tiga, Syamsu Rizal-Fadli Ananda. Begitu dengan paslon nomor empat, Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun KH.

Paslon nomor urut tiga melalui Fadli Ananda diketahui mempertanyakan soal solusi kemacetan melalui sistem transportasi laut.

“Bagaimana transportasi laut sebagai alternatif lain untuk mengurai kemacetan di dalam kota. Sehingga bisa cepat sampai ke daerah pinggiran kota Makassar,” tanyanya.

Tidak jauh berbeda dengan pertanyaan Andi Zunnun. “Bagaimana dengan pusat pelayanan publik yang selama ini masih tersentralisasi di suatu tempat. Sehingga banyaknya arus kendaraan menuju ke wilayah pelayanan publik, sehingga terjadi kepadatan intensitas kendaraan, akhirnya mengakibatkan kemacetan,” tanya dia juga. (*)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Baca Juga