SULSELSATU.com, MAROS – Jelang pencoblosan dan akhir masa kampanye, Pakar Hukum Tata Negara dan pengamat politik Universitas Hasanuddin, Prof Dr Aminuddin Ilmar, SH, MH, menyoroti kebiasaan buruk tim dan pendukung calon di Pilkada yang gemar melakukan negative campaign dan balck campaign.
Menurutnya, model kampanye tersebut sudah ketinggalan zaman dan tidak lagi bisa mempengaruhi elektoral. Malah sebaliknya, segala bentuk kampanye hitam akan berbalik menjadi simpati pemilih kepada kandidat yang diserang.
“Masyarakat sekarang tidak bodoh, karena sudah bisa mengakses informasi yang berimbang. Hampir semua orang punya smartphone yang bisa dipakai mengakses informasi, baik di media online maupun di sosial media,” kata Prof Ilmar, Senin (15/11/2020).
Fenomena Pilkada seperti di Maros, pendukung paslon melakukan unjuk rasa ke KPK dan kejaksaan untuk melaporkan kandidat lawannya, mau tak mau akan terbaca sebagai upaya politik untuk tujuan elektoral.
“Perhelatan di pilkada, sepertinya sangat sulit untuk menghindari terjadinya black dan negative campaign sesama pasangan calon. Padahal, kita berharap kompetisi di pilkada sehat,” ucap Prof Ilmar.
Ia pun menyarankan agar terjadi kampanye positif atau positive campaign, di mana semua paslon lebih banyak menonjolkan program kerjanya kalau diberi amanah oleh rakyat.
“Bukan sebaliknya, lebih banyak melakukan black atau negative campaign kepada lawan politik dengan maksud untuk menjatuhkan pamor dan integritas agar pemilih berpaling untuk tidak memilih kompetitornya,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan kampanye hitam atau black campaign, kata dia, sudah melewati batas hukum karena tidak disertai dengan fakta. Bahkan, menurutnya, kampanye negatif bisa juga menciptakan adanya ketidaknyamanan bagi pihak-pihak yang dikampanyekan dengan persepsi negatif.
“Sebenarnya kita harap agar semua peserta pasangan calon kepala daerah lebih fokus kepada kampanye positif agar warga masyarakat mendapat pembelajaran politik yang baik dalam pelaksanaan pesta demokrasi,” pungkasnya.
Sekadar diketahu, Paslon nomor urut 2, Chaidir Syam dan Suhartina Bohari dalam beberapa hari terakhir ini, diserang dengan kampanye hitam dari pendukung paslon lain. Meski beberapa kali mendapat serangan, Chaidir justru malah membalasnya dengan kata maaf dan mendoakan pelaku agar kembali ke jalan yang benar. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar