SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pasangan Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando nampak tidak konsisten dalam melakoni debat publik putaran ketiga Pilkada Makassar, Jumat (4/12/2020). Biasanya, pasangan duet nomor urut dua selalu ‘menyerang’ kinerja di era kepemimpinan M Ramdhan “Danny” Pomanto.
Di debat pamungkas, Abd Rahman Bando tiba-tiba mengklaim sukses menurunkan angka kemiskinan di Kota Makassar saat memimpin sejumlah satuan kerja perangkat daerah di Pemkot Makassar. Padahal, Rahman termasuk pejabat di era pemerintahan Danny Pomanto.
Selain itu, jawaban itu dianggap jauh melenceng dari pertanyaan panelis tentang komitmen dan upaya para kandidat dalam menurunkan angka kemiskinan di Kota Makassar, di luar program gratis yang dianggap hanya mengurangi kemiskinan dari permukaan saja.
“Waktu saya menjadi kepala dinas, saya telah membuktikan berhasil melakukan penanganan kemiskinan sesuai tupoksi saya. Melalui pendataan, pelatihan dan pemberian fasilitas,” kata Rahman Bando, mantan kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan (DKP3) Pemerintah Kota Makassar.
“Ketika saya melakukan langkah-langkah pemberdayaan masyarakat pulau dan pesisir, saya menjadi yang terbaik secara nasional tiga tahun berturut-turut oleh lembaga yang dibina PBB. Kita tentu ingin melanjutkan hal tersebut jika masyarakat Makassar memberi kesempatan,” tambah duet Appi itu.
Mendengar pernyataan Rahman Bando tersebut, calon Wali Kota Makassar nomor urut satu, Moh Ramdhan Pomanto tersenyum. Ia mengaku tak dapat menangkap maksud apapun dari pernyataan Rahman Bando tersebut.
“Sebenarnya jawaban Pak Rahman Bando itu tidak nyambung dengan pertanyaan panelis. Gratis sana, gratis sini, terus bagaimana dengan kemiskinan? Gratis sana, gratis sini, itu membuat PAD kita menurun dan kesempatan kerja serta perputaran uang menurun sehingga justru akan memicu kemiskinan,” jawab Danny.
Keberhasilan-keberhasilan yang dipaparkan Rahman Bando itu juga, kata Danny adalah berkat program kerjanya saat memimpin Kota Makassar di periode 2014-2019 silam. Di saat itulah, Rahman Bando menjabat kepala dinas.
“Jangan malah menyinggung penghargaan dan segala macam. Itu kan program saya. Itu perintah saya itu. Kalau baik (programnya), bapak klaim, bapak yang buat, tapi kalau jelek walikotanya yang disalahkan. Jawab dulu pertanyaan panelis,” tutup Danny yang membuat Rahman Bando kikuk. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar