Upaya Jegal Danny-Fatma Mulai Dari Fitnah hingga Dilaporkan ke Polisi, Buat Warga Makin Simpati
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Meski terus difitnah hingga dikerjai jelang pencoblosan Pilkada Makassar, pendukung pasangan M Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) tetap konsisten untuk mencoblos duet nomor urut 1 itu.
Mereka mencurigai, rentetan serangan yang dialami ADAMA’ berasal dari lawan politiknya yang haus dengan kekuasaan. Hal ini merujuk rilis survei terbaru Celebes Research Center yang memotret elektabilitas Danny-Fatma unggul dengan perolehan 45,9 persen.
“Saya yakin ada dalang utamanya. ADAMA’, kan, semua juga tahu kalau paling tinggi surveinya. Tinggi survei berarti paling berpeluang menang. Kalau yang berpeluang menang, berarti ada yang akan kalah. Saya kira yang tidak siap kalah ini yang terus sebar fitnah,” kata tokoh masyarakat di Rappocini. Muchtar, Sabtu (5/12/2020).
Firdaus, pentolan Aliansi Masyarakat Makassar Bersatu, juga menilai apa yang terjadi kepada pasangan ADAMA’ terkhusus kepada Danny Pomanto adalah perbuatan keji. Untungnya, kata dia, Danny Pomanto menanggapinya dengan kepala dingin dan santun.
“Saya tidak ingin menuduh, tapi pasti ada setting semua ini. Tanpa sadar bahwa semua itu makin membuat masyarakat sayang kepada Pak Danny. Begitulah kalau pemimpin baik dan disuka, pasti ada tong itu yang tidak suka. Ya, lawan politiknya,” ucap Firdaus secara terpisah.
Sementara itu, Anggota Majelis Taklim dari Kecamatan Manggala, Ramlah, mendoakan agar Danny Pomanto bersama Fatmawati bisa terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar untuk lima tahun ke depan.
“Semoga kodong Pak Danny dan Ibu Fatma menang. Kalau yang suka fitnah dan selalu piti kana-kanai yang menang, bagaimana mi ini Makassar? Belum pi menang na begitu mi, apalagi menang mi. ADAMA’, ayo mi kasih menang ADAMA’,” seru emak-emak berjilbab ini.
Emak-emak lainnya di Manggala, Murni, berharap hal serupa. Dia mengaku kepemimpinan Danny Pomanto harus berlanjut. “Insyaallah Pak Danny menang. Yang benar pasti menang, yakin saya itu. Yang jahat, biar bagaimana usahanya, akan kalah juga akhirnya,” ucap Murni.
Sekedar diketahui, rentetan serangan itu antara lain tudingan Ketua Tim Pemenangan pasangan nomor urut 2, Munafri Arifuddin-Rahman Bando (Appi-Rahman), Erwin Aksa, yang mengatakan Danny Pomanto telah gagal saat menjadi Wali Kota Makassar periode 2014-2019.
Lalu dekat pencoblosan, fitnah kepada Danny Pomanto makin masif dan sistematis. Pertama, beredarnya selebaran berbau SARA di berbagai tempat umum yang seolah dibuat oleh Danny Pomanto.
Teranyar, fitnah keji berupa tudingan kesyirikan. Alasannya, Danny Pomanto menghadiri undangan dalam sebuah acara yang diadakan Gerakan Masyarakat Sanata Dharma Nusantara (Gema Sadhana). Sebuah gambar beredar bertuliskan seruan untuk tidak memilih pemimpin musyrik.
Dan sehari jelang pencoblosan, keluarga Appi melaporkan Danny ke Polisi. Ia dinilai melakukan fitnah ke Jusuf Kalla. Padahal rekaman suara yang beredar itu, Danny hanya mengurai analisis yang menjadi perbincangan di elit nasional itu. (*)
Cek berita dan artikel yang lain di Google News