Analisis Lembaga Survei, Hanya Kecurangan yang Bisa Gagalkan Danny-Fatma

Analisis Lembaga Survei, Hanya Kecurangan yang Bisa Gagalkan Danny-Fatma

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Elektabilitas pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi terus melejit di detik-detik akhir jelang pemungutan suara Pilwalkot Makassar 2020. Pasangan nomor urut satu itu jauh mengungguli tiga kontestan lainnya.

Tanpa mendahului kehendak Tuhan, maka hanya kecurangan yang bisa menggagalkan ADAMA’ (akronim Danny-Fatma). Pasalnya, data di survei terbaru Celebes Research Center (CRC) yang respondennya dua kali lipat dari survei sebelumnya, elektabilitas Danny-Fatma sangat melejit. Persentasenya menembus angka 45,9 persen. Jauh mengungguli Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando yang angkanya 35,2%.

Direktur Riset CRC, Muhammad Nur Hidayat, peta elektabilitas empat kontestan Pilwalkot Makassar 2020 tak bakal banyak berubah lagi hingga hari H pemungutan suara. Artinya pasangan Danny-Fatma sulit untuk dibendung lagi oleh para rivalnya.

“Salah satu faktor yang membuat elektabilitasnya (Danny-Fatma) meningkat dari survei sebelumnya karena sosialisasi yang cukup masif akhir-akhir ini. Ditambah konsisten pada visi-misinya,” kata Nur Hidayat, saat dimintai analisisnya, akhir pekan lalu.

Dengan melihat tren kenaikan elektabilitas Danny-Fatma sekira 5% dari survei sebelumnya, maka hanya kecurangan dan ‘tsunami politik’ yang bisa menggagalkan kemenangan duet satu-satunya representasi perempuan ini.

Sebab kata Nur Hidayat, fakta di lapangan, dukungan untuk Danny-Fatma memang sangat masif. Bukan omong kosong, lintas profesi dan komunitas warga silih berganti melakukan deklarasi pemenangan untuk pasangan ini.

“Ketika kita merujuk pada hasil survei maka dalam tanda kutip mungkin hanya kejadian yang sangat luar biasa (yang bisa menggagalkan Danny-Fatma),” demikian Nur Hidayat.

Sekadar diketahui, di posisinya yang terus diunggulkan memenangkan pertarungan, kubu tertentu terkesan masih mencari berbagai cara untuk menghentikan laju kemenangan Danny-Fatma, atau bagaimana menurunkan elektabilitasnya.

Terbaru, yakni melaporkan Danny ke Polda Sulsel terkait rekaman suara yang dituding menghina Jusuf Kalla. Padahal rekaman yang beredar itu, suara Danny hanya mengulangi pernyataan elit di tingkat nasiona. Mengingat, jauh sebelum suara ini beredar, perbincangan itu menjadi konsumsi elit nasional dan dibahas di sejumlah warung kopi. Inipun direkam oleh oknum penyusup “titipan” yang diduga bagian pendukung kandidat lain.

Meski demikian, diberbagai kesempatan, Danny dan Fatma selalu mengingatkan tim, relawan dan elemen pendukung untuk tidak lengah dan terlena dengan hasil survei. Melainkan terus fokus menjaga, sekaligus mengawal dukungan rakyat.

Bagi ADAMA, kemenangan 9 Desember 2020 juga menjadi kemenangan rakyat. Olehnya itu, suara rakyat harus dikawal baik-baik, dan tidak membiarkan praktik kecurangan terjadi. (*)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Baca Juga