Logo Sulselsatu

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun Bela Danny Pomanto

Yulhaidir Ibrahim
Yulhaidir Ibrahim

Senin, 07 Desember 2020 13:10

istimewa
istimewa

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, membeberkan analisisnya terkait video viral rekaman suara Mohammad Ramdhan Pomanto alias Danny di media sosial yang sementara berproses hukum di kepolisian.

Menurut Refly, tiap percakapan harus dibagi atas ranah publik dan ranah privat. Percakapan yang dilakukan dalam rumah berarti bersifat pribadi dan itu adalah hak tiap orang.

Terkait kasus Danny, orang yang bertanggung jawab terhadap bocornya percakapan pribadi adalah yang merekam dan memublikasikan. Sebab, kata Refly, menjadi hak setiap orang untuk melakukan analisis politik.

“Kadang-kadang saya juga kalau bicara saya teman, ya, juga keras-keras juga. Bicara tentang presiden, wakil presiden, bahkan menggunakan kata-kata yang barang kali tidak pantas kalau kita publikasikan,” kata Refly di kanal Youtube pribadinya yang tersebar di media sosial.

Persoalannya, kata Refly, bagaimana apabila seseorang bercerita lalu ada pihak yang merekam dan menyiarkan di media sosial sehingga menjadi pembicaraan publik?

“Kalau memang benar bahwa ini adalah percakapan privat yang direkam secara unlawful interception (penyadapan yang tidak sah), ya, maka harusnya Danny Pomanto tidak bersalah karena dia tidak maksudnya ini sebagai konsumsi publik yang bisa dianggap melanggar Undang-Undang ITE, melakukan fitnah, ujaran kebencian, provokasi, dan sebagainya,” jelas Refly.

Dengan begitu, lanjut dia, yang mesti dicari adalah orang yang merekam lalu menyebarluaskannya. “Yang harus dicari adalah orang yang merekam dan menyebarluaskan ini,” ucapnya.

Refly melanjutkan, kasus yang terkait Danny konteksnya tentu terkait Pilkada Makassar 2020. “Konteksnya pasti pilkada karena kita tahu bahwa Danny Pomanto adalah salah seorang calon dalam pemilihan wali kota di Makassar,” tuturnya.

Refly juga menyinggung gelaran Pilkada Makassar 2018 yang mana diketahui saat itu Danny didiskualifikasi jelang pencoblosan. Padahal, saat itu sang incumbent sangat diunggulkan memenangkan pertarungan.

“Saya kira terlalu bodoh juga Danny kalau berbicara ini dimaksudkan untuk disebar ke publik. Karena sama saja gol bunuh diri,” katanya.

Refly mengatakan, maksud orang yang menyebarkan video rekaman Danny, mungkin bermotif menjatuhkan reputasi Danny. Membenturkan Danny dengan JK, sehingga ada keuntungan yang bisa ditarik lawan Danny. “Itu analisisnya. Menurut saya masuk akal juga, kalau ranah privat,” kata Refly.

Berbeda apabila pembicaraannya masuk ranah publik untuk disosialisasikan, sudah pasti salah. “Dalam kasus Danny Pomanto bukan dia merekam. Justru (Danny) jadi korban unlawful interception,” jelasnya.

Menurut Refly, orang yang merekam perbincangan pribadi Danny yang sebenarnya melanggar. Diam-diam merekam. “Ya, penyadapan juga,” kata Refly.

Itu karena dalam kasus ini, Danny tidak ada maksud untuk merekam atau menyediakan konten untuk dipublikasikan. “Jadi dalam konteks ini saya sepakat Danny adalah korban unlawful interception,” katanya. “Tapi saya tidak mau ikut-ikut isinya,” imbuhnya.

Sebelumnya beredar video berdurasi 1 menit 58 detik. Isinya wajah Danny dan suara yang diduga milik Danny. Dalam rekaman, terdengar suara mirip Danny melakukan analisis terkait penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Danny mengulas penangkapan ini dengan beberapa tokoh, seperti Jusuf Kalla, Novel Baswedan, dan Rizieq Shihab. (*)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Makassar25 November 2024 22:48
Seminar Kesehatan dan Donor Darah Meriahkan Peringatan Hari Guru di SIT Al Fatih
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Al Fatih memperingati dan menyemarakkan Hari Guru dirangkaikan Hari Kesehatan Nasional de...
Politik25 November 2024 22:39
Bawaslu Diminta Kawal Wilayah dari Serangan Fajar
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, menyoroti maraknya praktik politik uang atau serangan fajar menjelang Pem...
Metropolitan25 November 2024 22:36
Tok! APBD Makassar 2025 Capai Rp5,7 Triliun
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar resmi menyepakati Anggaran ...
Hukum25 November 2024 21:36
12 Daerah Rawan di Sulsel Dapat Pengamanan Khusus untuk Pilkada 2024
SULSELSATU.com, MAKASSAR — Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) telah memetakan 12 daerah yang bakal menjadi perhatian khusus dalam proses pemungutan sua...