Logo Sulselsatu

Penebar Omong Kosong Sebar Fitnah Berusaha Pecah Belah Danny-Fatma

Yulhaidir Ibrahim
Yulhaidir Ibrahim

Selasa, 08 Desember 2020 07:10

istimewa
istimewa

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Upaya memojokkan dan memfitnah pasangan M Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma) masih saja terus dihembuskan satu hari jelang pencoblosan Pilkada Makassar.

Gagal mendiskualifikasi duet nomor urut 1 ini, muncul lagi isu memecah belah Danny dengan Fatma. Isu hoaks dan omong kosong ini diwacanakan lawan politik pasca Danny dilapor ke polisi terkait tuduhan terhadap Jusuf Kalla (JK) dalam bentuk rekaman suara.

Bila duet ini terpilih, Danny disebut-sebut bakal berurusan dengan pihak kepolisian usai kontestasi Pilwalkot Makassar 2020. Padahal, tuduhan tersebut sama sekali tak berdasar. Pasalnya, mengganti seorang wali kota bukan semudah membalikkan telapak tangan. Banyak prosedur yang mesti dilalui.

Tudingan dan fitnah ini beredar di media sosial. Termasuk oknum pendukung kubu rival Danny-Fatma, memposting di group WhatsApp Info Pilwali Makassar. Membagikan link berita, lalu mengeditnya dengan memasukkan kata-kata yang masuk kategori pencemaran nama baik.

Hanya saja, fitnah itu justru membuat beberapa pengguna WA yang ada di group tersebut, kurang meresponsnya. Mereka justru mempertanyakan apa motifnya, dan terkesan sudah kehabisan akal untuk menjatuhkan Danny-Fatma.

“Ada-ada saja,” timpal salah seorang pengguna WhatsApp menanggapi fitnah dari oknum pendukung rival ADAMA itu, Senin (6/12/2020).

Sebelumnya, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, memberi analisisnya mengenai rekaman suara Danny. Menurutnya, orang yang bertanggung jawab atas bocornya percakapan pribadi itu adalah yang merekam dan mempublikasikan. Sebab, kata Refly, menjadi hak setiap orang untuk melakukan analisis politik.

Menurut Refly, tiap percakapan harus dibagi atas ranah publik dan ranah privat. Percakapan yang dilakukan dalam rumah berarti bersifat pribadi dan itu adalah adalah hak tiap orang.

“Kalau memang benar bahwa ini adalah percakapan privat yang direkam secara unlawful interception (penyadapan yang tidak sah), ya, maka harusnya Danny Pomanto tidak bersalah karena dia tidak maksudnya ini sebagai konsumsi publik yang bisa dianggap melanggar Undang-Undang ITE, melakukan fitnah, ujaran kebencian, provokasi, dan sebagainya,” jelas Refly di kanal Youtube pribadinya.

Dengan begitu, lanjut dia, yang mesti dicari adalah orang yang merekam lalu menyebarluaskannya.

“Yang harus dicari adalah orang yang merekam dan menyebarluaskan ini. Konteksnya pasti pilkada karena kita tahu bahwa Danny Pomanto adalah salah seorang calon kuat dalam pemilihan wali kota di Makassar,” demikian Refly. (*)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Video12 April 2025 21:06
VIDEO: Lakukan Aksi Perampasan di Komplek Militer, Empat Debt Collector BCA Finance Minta Maaf
SULSELSATU.com – Aksi premanisme dilakukan oleh empat debt collector BCA Finance. Aksi itu berupa penarikan sebuah unit mobil jenis Suzuki Ertig...
Sulsel12 April 2025 20:27
Gerakan 1.000 Katto-katto di Bontonompo Bantu Wujudkan Program Gowa Aman
Bupati Gowa Sitti Husniah Talenrang menghadiri Gerakan 1.000 Katto-katto yang diinisiasi oleh Pemerintah Kecamatan Bontonompo sekaligus Halalbihalal d...
Video12 April 2025 19:37
VIDEO: Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin Semprot Pengendara Lawan Arah di Jalan Dr Leimena
SULSELSATU.com – Wali kota Makassar Munafri Arifuddin marah besar saat melintas di jalan Dr Leimena. Munafri Arifuddin marah lantaran kendaraan ...
Hukum12 April 2025 19:16
Skandal Pengadaan Buku di Takalar, Polres Diminta Usut Tuntas
SULSELSATU.com, TAKALAR – Sejumlah aktivis mendesak Kepolisian Resort (Polres) Takalar untuk turun tangan mengusut kasus dugaan praktik gratifik...