SULSELSATU.com, JENEPONTO – Beberapa hari terakhir, sejumlah wilayah di Jeneponto diguyur hujan dengan intesitas ringan, sedang, hingga lebat.
Hal ini dipengaruhi satu diantaranya, fenomena La Nina yang meningkatkan curah hujan.
La Nina merupakan anomali sistem global yang cukup sering terjadi dengan periode ulang, berkisar antara dua sampai tujuh tahun.
Kabupaten Jeneponto yang berjukul Butta Turatea ini memiliki 11 kecamatan. Tiga Kecamatan diantaranya dianggap rawan banjir karena lokasinya berada di aliran sungai.
Kecamatan yang rawan banjir adalah, Kacamatan Binamu, Kecamatan Tamalatea, Kecamatan Bangkala.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jeneponto, Anwar mengatakan, ada tiga kecamatan di Jeneponto yang berpotensi rawan banjir.
Namun kata Anwar, belajar dari pengalaman tahun 2019 lalu, Desa Sapanang, Kecamatan Binamu, salah satu wilayah yang paling banyak menelan korban jiwa hingga rumah diporak-porandakan.
“Dalam musim La Nina ini daerah-daerah rawan bencana di Kabupaten Jeneponto pada umumnya seluruh kecamatan. Tapi utamanya yang pernah terjadi itu daerah aliran sungai khususnya Desa Sapanang,” ujarnya kepada wartawan, Senin (21/12/2020).
Akan tetapi kata dia, BPBD tetap memantau elevasi air di daerah bendungan.
Dia mengaku, ketika Kabupaten Gowa diguyur hujan dan Jeneponto tidak hujan pihaknya tetap mengantisipasi.
“Kalau Gowa hujan dan Jeneponto tidak hujan kita tetap antisipasi. Sampai sekarang tinggi muka air di elevasi bendungan masih dalam kondisi normal,” jelasnya.
Anwar mengklaim, ketika Gowa dalam status siaga, maka ia memerintahkan seluruh staf BPBD Jeneponto untuk siap siaga.
“Kalau dia (Gowa) siaga, maka kita memerintahkan kepada seluruh staf BPBD melakukan siaga dan kita sampaikan ke kecamatan melalui OPD,” ungkanya.
Sementara itu, untuk titik -titik longsor berada di dataran tinggi yakni kacamatan Rumbia.
Diketahui, bulan lalu, Rumbia tengah mendapat musibah yakni tanah longsor. Selain longsor, juga menelan beberapa korban jiwa hingga rumah warga hilang tertimbun tanah.
“Kalau daerah longsor itu daerah Rumbia. Daerah pergunungan dan itu juga kita antisipasi utamanya yang pernah terjadi. Dan itu kita sudah pindahkan masyarakat dekat situ,” tandasnya.
Untuk posko siap siaga, pihaknya mengaku telah membangun posko induk di kantor BPBD Jeneponto sembari memantau curah hujan utamanya di daerah rawan banjir.
“Jadi khusus untuk daerah rawan banjir sementara ini kita baru bangun posko induk di Kabupaten tepatnya di kantor BPBD, disamping kita pantau kondisi curah hujan ini di kecamatan utamanya daerah Sapanang, Tarowang apalagi itu sering banjir kan dan tetap komunikasi dengan pemerintah setempat,” pungkasnya.
Penulis: Dedi
Editor: Didi
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar