SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pemerintah telah menyalurkan vaksin Covid-19. Kota Makassar sendiri mendapat 14, 355 vaksin. Paling banyak dibandingkan daerah lain di Sulsel.
Kendati demikian, Epidemiologi, Ansariadi mengatakan vaksin bukan satu-satunya senjata melawan pandemi Covid-19. Pasalnya, Vaksin Sinovac yang bakal digunakan pemerintah belum teruji.
Selain itu, belum memiliki persetujuan penggunaan vaksin pada masa darurat serta izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM). “Harusnya, efektivitas sudah ada, mungkin tergantung situasi. Tapi ada yang diizinkan semasa darurat ini,” kata Ansariadi belum lama ini.
Ansariadi menjelaskan tingkat efektivitas vaksin belum ada. Padahal ini penting dan berpengaruh jika kemudian ditemukan varian baru atau mutasi virus corona.
Dia menambahkan vaksin Sinovac yang tersedia saat ini belum diketahui apakah cukup resisten terhadap mutasi baru tersebut.
“Saya tidak ketahui persis keampuhan vaksin ini. Prosesnya nanti juga. Vaksin itukan ada yang berkali-kali untuk meningkatkan antibodinya. Seperti campak itu dua kali, DPT tiga kali,” jelasnya.
Olehnya, Ketua Epidemiologi Satgas Covid 19 Makassar ini mendorong masyarakat tetap konsisten menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ansariadi menilai prokes sudah teruji menekan laju penularan virus corona. “Protkes tetap harus diterapkan. Jangan sampai tingkat efektifitas vaksin Sinovac rendah, malah terjadi penularan yang masif,” tambahnya.
Pemerintah perlu menyiapkan skenario terburuk proses vaksinasi Sinovac. Tidak menutup kemungkinan akan terciptanya klaster baru, terlebih penularan meningkat beberapa pekan terakhir. “Untuk tenaga kesehatan (nakes), infonya tanggal 14 Januari akan dimulai,” tutupnya. (*)
Penulis: RESTI SETIAWATI
Editor: ANDI
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar