SULSELSATU.com – Seiring dengan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan, BRI pun serta melakukan transmisi penurunan suku bunga kredit guna mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Pada 2020 lalu, BRI telah menurunkan 75 bps-150 bps. Khusus untuk restrukturisasi keringanan suku bunga, BRI menurunkan antara 300 bps-500 bps. Salah satu penyebab penurunan suku bunga adalah turunnya biaya dana (cost of fund) di mana hingga akhir Desember 2020 COF BRI tercatat menurun 3,22 persen atau 36 basis point, dibandingkan COF BRI pada akhir Desember 2019.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan, pihaknya akan terus melakukan review suku bunga secara berkala, sambil membuka ruang penurunan suku bunga.
Baca Juga : Kementerian BUMN Lapor Pendapatan Negara dari Dividen Capai 100% Sebesar 85,5 T, Target 90 T di 2025
“Tahun ini kami proyeksikan akan dilakukan penurunan suku bunga sebesar 25 bps mengikuti penurunan BI 7 Days Repo Rate,” kata Aestika dalam keterangan tertulis, Rabu (24/2/2021).
Aestika memaparkan, penurunan suku bunga pinjaman bukan satu-satunya variabel untuk meningkatkan pertumbuhan kredit. Berdasarkan perhitungan model ekonometrika, lanjutnya, variabel yang paling sensitif terhadap pertumbuhan kredit adalah konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat.
“Oleh karenanya BRI berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis pemerintah kaitannya dalam penyaluran berbagai stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional dengan tujuan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat, yang pada ujungnya diharapkan mampu mengerek demand kredit nasional,” ujar Aestika.
Baca Juga : Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati
Editor: Asrul
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar