Hadiri Dies Natalis FH Unhas, Taufan Pawe Puji Orasi Ilmiah SYL
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Wali Kota Parepare, Taufan Pawe menghadiri puncak Dies Natalis ke-69 Fakultas Hukum (FH) Universitas Hasanuddin (Unhas). Acara tersebut digelar secara luring di Baruga Prof Baharuddin Lopa FH Unhas, Rabu, 17 Maret 2021. Turut hadir Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Taufan Pawe yang juga alumni Pasca Sarjana Fakultas Hukum Unhas ini mengapresiasi orasi ilmiah SYL. Menurutnya, apa yang dikemukan SYL merupakan kemampuan akademisi dan profesionalnya yang ia dapatkan salah satunya di Fakultas Hukum Unhas.
“Karena tidak bisa dipungkiri Bapak Mentan (SYL) itu alumni Fakultas Hukum Unhas yang telah mampu memberikam nuansa wawasan dalam kapasitas beliau sebagai Menteri Pertanian. Jadi saya bisa katakan orasi ilmiah Pak Mentan sangat memukau kita,” kata Taufan Pawe.
Untuk itu, Ketua Golkar Sulsel ini meminta para mahasiswa dan alumni Fakultas Hukum Unhas untuk berbangga diri. Fakultas ini menawarkan banyak keunggulan salah satunya memiliki sumber daya terbaik di Indonesia. Tak jarang, tokoh-tokoh hebat Indonesia dilahirkan di Fakultas Hukum Unhas.
“FH Unhas luar biasa, alumninya sudah teruji dan tersebar di mana- mana. Ini menandakan jika pengelolaan pendidikan di FH Unhas ini sangat baik, bahkan terdepan di Indonesia,” puji TP.
Ia pun bangga menjadi bagian dari FH Unhas. Untuk itu, sangat wajar jika FH Unhas saat ini menjadi target generasi muda untuk menimba ilmu. “Kita para alumni bangga pernah menjadi bagian dari FH Unhas. Untuk itu di milad ke 69 ini saya berharap makin sukses, inovatif, dan makin jaya,” jelasnya.
Untuk diketahui, dalam orasi ilmiah Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan bahwa hukum adalah hal yang mendasar. Bicara pangan kata Syahrul bagian-bagian yang menyangkut hal yang sangat besar, strategis dan dalam bagi sebuah bangsa.
“Oleh karena itu tidak ada daerah yang bisa berkembang dengan baik tanpa pendekatan hukum yang konkret,” katanya.
Syahrul yang merupakan doktor bidang ilmu hukum Unhas menyebut bahwa sebuah negara atau daerah hanya baik ditentukan oleh tiga hal.
Pertama, hadir pemerintahan yang berpihak pada rakyat dan tidak meladeni dirinya sendiri. Kedua, hadir ruang akselerasi bagi pelaku ekonomi secara baik, optimal dan tanpa beban. Ketiga, negara dan daerah baik kalau hadir kesadaran hukum masyarakat yang ditegakkan secara konsisten oleh aparat hukum yang ada.
“Jantungnya manusia kalau berhenti, matilah. Jantung manusia adalah pemerintah. Dagingnya adalah ekonomi, darahnya adalah politik, tapi hukum adalah semua bagian-bagian keras yang menentukan,” jelasnya. (*)
Penulis: ANDI FARDI
Editor: ANDI
Cek berita dan artikel yang lain di Google News