Hadiri Aksi III Rembuk Stunting, Ini Harapan Bupati Jeneponto

Hadiri Aksi III Rembuk Stunting, Ini Harapan Bupati Jeneponto

SULSELSATU.com, JENEPONTO – Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar, resmi membuka kegiatan Aksi III rembuk Stunting di Gedung Kalabbirang Rujab Bupati Jeneponto, Jalan Lanto dg Padewang, Rabu (30/6/2021).

Dalam acara tersebut, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan daerah (Bappedalitbang) Sulsel, Andy menyebut implikasi dari kekerdilan bukan hanya berkaitan dengan tinggi badan anak saja tetapi stunting dapat memengaruhi banyak aspek yang bisa memberi dampak jangka panjang bagi kualitas hidup anak dikemudian hari.

“Beberapa diantaranya adalah skor IQ yang lebih rendah sekitar 6-11 poin dan risiko yang lebih tinggi terhadap penyakit tidak menular. Selain menghambat tumbuh kembang anak dan rentan terhadap penyakit, stunting juga mempengaruhi perkembangan otak yang membuat tingkat kecerdasan anak tidak maksimal,” ungkap Andy.

Ia menambahkan bahwa stunting pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)

Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah dari standar nasional

“Perbandingan tinggi badan terhadap usia seringkali menjadi acuan untuk menentukan apakah seorang anak mengalami kekerdilan atau tidak,” ujar Andy

Sementara Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar dalam sambutannya mengatakan, kegiatan rembuk stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan untuk memastikan permasalahan yang ada.

Kata Iksan, Rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan intervensi penurunan Stunting yang dilakukan bersama-sama antara Perangkat Daerah, penanggungjawab layanan dengan sektor/lembaga non pemerintah dalam Upaya percepatan pencegahan stunting

“Saya berharap output dari kegiatan rembuk stunting ini dapat melahirkan komitmen bersama penurunan stunting khususnya di 20 desa/kelurahan yang menjadi lokus,”ujar bupati.

Iksan juga menambahkan, perlunya rencana kegiatan intervensi gizi yang terintegrasi terhadap penurunan stunting disepakati oleh lintas sektor dan dimuat dalam RKPD/Rencana kerja perangkat daerah

“Hasil kegiatan Rembuk Stunting ini menjadi dasar gerakan penurunan stunting melalui integrasi program/kegiatan yang dilakukan antar perangkat daerah sebagai penanggung jawab layanan dan partisipasi masyarakat,”jelas Iksan.

Turut hadir dalam kegatan tersebut, Duta Stunting Hamsiah Iksan, Ketua komisi IV DPRD Jeneponto Kaharuddin, Kepala Bappeda Jeneponto Masri, Sekretaris Dinas Kesehatan, dan para Kepala Puskesmas, serta ketua Tim penggerak PKK kecamatan dan desa se-Kabupaten Jeneponto.

Diketahui, stunting merupakan salah satu momok yang masih menghantui anak-anak, diperkirakan sekitar 3 dari 10 anak atau sekitar 30,8 persen anak-anak Indonesia mengalami stunting

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa stunting adalah ketidakmampuan anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal akibat status gizi yang buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tak mencukupi.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga