SULSELSATU.com, MAKASSAR – Wali Kota Makassar, Moh. Ramdhan Pomanto meninjau tempat Isolasi apung. Dimana titik labuhnya ditetapkan di hadapan pulau Lae-Lae.
Peninjauan ini dilakukan bersama kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang, pihak Pelni, dan Syahbandar.
Danny mengatakan Inovasi Isolasi apung ini pertama di Indonesia akan segera dioperasikan dan bisa jadi ini juga yang pertama di dunia.
Baca Juga : Beri Kemudahan ke Masyarakat, Sinergi BRI dan PELNI Hadirkan Layanan Reservasi Tiket Kapal Laut
“Kami lihat titik labuh yang mana paling bagus, titik labuh ini tentunya banyak pertimbangannya. pertimbangan teknis kedalaman, pertimbangan kedua adalah suplay kemudian pertimbangan ketiga nilai rekreatifnya dan nilai penyembuhanya”ungkapnya
“munitasnya kalau dia sandar akan seperti didarat tapi kalau dia di tengah laut itu betul-betul menjadi bahagian daripada pengutan imunitas mereka, nah itu tadi kita sudah dikunci titik kordinatnya di Hadapan Pulau Lae-Lae,” tambahnya
Untuk tekhnisnya sendiri, Danny akan melakukan rapat kordinasi bersama seluruh TNI/Polri untuk membahas finalnya seperti merancang hulu hilir siapa yang akan dibawah ke kapal ini.
Baca Juga : Sempat Gagal di Tahun 2020, Pemkot Makassar Kembali Raih WTP dari BPK RI Di Bawah Kepemimpinan Danny Pomanto
“Kita akan bahas bagaimana standarnya nah koordinasi antara detektor, babinsa, bhabinkamtibmas, covid hunter kemudian sampai di atas kapal itu semua punya SOp kami berbagi tugas. otoritas pelabuhan, sabandar, pelindo merumuskan SOP di sini. Terus ada SOP di atas kapal Pelni secara karantina dan kkp dan ada SOp isolasi dimulai dari darat,” kata Danny.
Adapun kriteria pasien covid yang berhak di isolasi apung yakni pasien yang memiliki gejala ringan dan sedang. Sementara yang berat akan tetap di rawat di Rumah Sakit (RS).
Langkah ini diambil Danny karena mendukung penuh rumah sakit yang menangani covid di Makassar.
“Jadi kami akan konsultasikan dengan teman-teman dokter dan para ahli kesehatan yang jelas adalah kita ingin mendukung rumah sakit, rumah sakit jangan penuh karena orang bergejela ringan saja padahal orang bergejala berat dan sedang tidak terlayani karena dipenuhi dengan bergejala ringan apalagi OTG. Ini kita akan pisahkan jadi ringan dan OTG jangan di rumah sakit tinggal disini saja sedangkan yang gejala berat biar di rumah sakit,” jelasnya.
Sementara, Kepala Otoritas Pelabuhan, Bambang menambahkan, pengawasan kapal isolasi apung ini sangat ketat dan tetap terkordinasi dengan dinas kesehatan kota Makassar.
“Dikapal ini kapasitasnya 900 tempat tidur itu sudah dikonsepkan jaga jarak. Jadi seluruh pihak berkordinasi untuk pengawasan yang ketat,” sebutnya.
Baca Juga : Wali Kota Danny Hadiri Halal Bi Halal Kerukunan Keluarga Soppeng
Kapal penumpang ini merupakan kapal penumpang milik PT Pelni yang dihentikan sementara pengoperasiannya akibat pandemi Covid-19.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar