Pesan Sandiaga ke Mahasiswa UMM: Jangan Jadi Agen Rebahan
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Dihadiri 500 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar menggelar Program Kolaboratif inspiratif bersama KAHMIPreneur dan Kementerian Parekraf yaitu YOUNG Entrepreneur Summit (YES). Dalam acara yang dilaksanakan secara daring ini diharapkan mampu membuat enterpreuneur baru.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, dia berharap mahasiswa turut serta aktif dalam upaya pemulihan ekonomi tanah air, khususnya pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Hal tersebut disampaikan Menparekraf Sandiaga, pada acara webinar YES Goes to Campus, bertajuk sustainable Entrepreneur Spirit. Dia menegaskan, Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Namun, dikatakan Menparekraf, pihaknya harus tetap semangat untuk bangkit, mengingat ada 34 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Untuk itu, mahasiswa harus menjadi agen perubahan, jangan jadi agen rebahan, jangan menjadi penonton, tapi mahasiswa harus menjadi pemain dan penggerak ekonomi bangsa. Peran aktif mahasiswa sangatlah penting dalam pemulihan ekonomi ke depan, karena the future belongs to you,” katanya.
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2020, kaum milenial dan generasi Z tercatat mendominasi sebesar 53 persen atau sekitar 90 juta orang dari penduduk Indonesia. Oleh karenanya, diperlukan peran serta mahasiswa sebagai generasi muda, untuk dapat menjadi agen penggerak ekonomi Indonesia.
Dalam webinar tersebut hadir juga Prof Ambo Asse Rektor UMM, Dekan FEB UMM, Andi Jam’an serta Presiden BEM FEB Darmawan. Menurutnya, Kemenparekraf mengembangkan berbagai program yang diharapkan dapat dimanfaatkan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif agar dapat bertahan di tengah pandemi dan tantangan ekonomi, diantaranya Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) 2021, dengan total anggaran kurang lebih Rp60 miliar, yang saat ini sudah masuk tahap seleksi dan kurasi.
Kemudian, program BEKUP (Baparekraf for Startup) untuk mendukung pertumbuhan start up digital dan meningkatkan nilai ekonomi digital di Indonesia, melalui mentoring dan up skilling.
Lalu, Kemenparekraf juga akan memfasilitasi pelatihan bagi 600 calon wirausaha muda di 5 destinasi super prioritas dan Bali. Di mana para calon wirausaha muda akan dilatih terkait pitching dan proses matchmaking dengan calon investor.
Dalam kesempatan itu, Menparekraf menceritakan perjalanan bisnisnya. Menurut Menparekraf bisnis yang laris manis adalah bisnis yang dimulai saat krisis. Ia menjadi pengusaha karena di-PHK pada tahun 1997, dan setelah 25 tahun lebih membangun usaha yang bergerak di bidang keuangan tersebut, ia sudah membuka lapangan kerja bagi 30 ribu lebih karyawan di seluruh Indonesia.
“Untuk itu, saya titip kepada mahasiswa agar 3G, yakni gercep, kita harus gerak cepat. Geber, gerak bersama, kita bisa faster sendiri tapi kita bisa longer kalau gerak bersama. Terakhir gaspol, garap semua potensi yang bisa kita lakukan untuk membangun negeri,” tukasnya.
Anggota Komisi XI DPR RI Kamrussamad menegaskan, kendala yang dihadapi pebisnis pemula adalah masalah pendanaan. Menurutnya, ada beberapa sumber pembiayaan non perbankan atau pembiayaan diluar perbankan itu jauh lebih prospektif yaitu adanya pelayanan crown founding.
“Ini baru kita luncurkan Januari 2021 kemarin dengan Bursa efek Indonesia,” katanya.
Menurutnya, ini bisa dimanfaatkan oleh mahasiswa yang memang tidak ada jaminan atau masih menjadi incubator bisnis baru maka akan dibantu sesusai kebutuhan. Maka secara tutorial maka bisa dibantu bagaimana untuk mendapatkan modal yang bisa didapatkan oleh mahasiswa.
“Maka kita bisa lakukan tutorial dengan BEI untuk meningkatkan inkubator bisnis bagi mahasiswa,” tukasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News