Pembangunan Keberlanjutan PT Vale, Komitmen Kesejahteraan Bersama 

Pembangunan Keberlanjutan PT Vale, Komitmen Kesejahteraan Bersama 

SULSELSATU.com, MAKASSAR – PT Vale Indonesia Tbk merupakan tambang nikel pertama di Sulsel yang beroperasi di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur (Lutim). PT Vale beroperasi dengan komitmen pada kesejahteraan bersama, berbasis kepedulian terhadap manusia dan alam.

Sejak hadir beroperasi di Indonesia, PT Vale terus memberikan kontribusi kepada para pemangku kepentingan, di antaranya karyawan dan pekerja kontraktor atau pemasok, serta masyarakat di sekitar wilayah kegiatan termasuk penduduk asli.

Deputy CEO PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), Febriany Eddy mengatakan, kesejahteraan bersama berbasis kepedulian terhadap manusia, PT Vale pegang komitmen memberdayakan masyarakat di wilayah operasi dan meningkatkan kesejahteraan.

“Sebagian besar karyawan merupakan penduduk lokal, yakni warga Sorowako dan daerah lain di Kabupaten Luwu Timur. Jumlah mereka ada 2.616 orang atau 87,03 persen dari total karyawan PT Vale. Sebanyak 5,95 persen dari senior staff dipegang oleh tenaga kerja lokal,” sebutnya, Selasa, (24/8/2021).

Selain itu, PT Vale ke depannya memperluas kesempatan kerja bagi kaum perempuan dan difabel. Perseroan telah merumuskan target aspirasi jumlah pekerja perempuan dan difabel dalam 5-10 tahun mendatang.

Perseroan menargetkan secara bertahap jumlah pekerja perempuan meningkat 100 persen. Realisasi pertambahan jumlah karyawan perempuan adalah 11 orang atau 4,5 persen menjadi 257 orang pada tahun 2020.

Untuk pekerja difabel, PT Vale menargetkan pertambahan hingga 500 persen. Namun, pada tahun 2020 realisasi jumlah karyawan difabel menurun dari 5 orang pada tahun 2019, menjadi 4 orang, karena adanya karyawan yang mengundurkan diri.

“Kesetaraan gender menjadi bagian penting dalam pencapaian tujuane Pembangunan berkelanjutan. Kesetaraan ini perlu dilakukan untuk membuka sebanyak mungkin peluang, mengeluarkan potensi-potensi terbaik dari tiap individu, dan menumbuhkan generasi penerus yang punya perspektif kesetaraan,” jelasnya.

Tidak hanya kesejahteraan masyarakat, PT Vale juga berkomitmen terus berkontribusi pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, pada seluruh kegiatan yang dijalankan. Sejalan kebijakan Global Vale, pengelolaan lingkungan bertujuan mendukung pencapaian kegiatan pertambangan karbon netral dan transisi menuju ekonomi rendah karbon.

“Kami menerapkan prinsip kehati-hatian dengan mengedepankan kepatuhan pada regulasi dan praktik-praktik terbaik tambang berkelanjutan. Setiap rencana pengembangan kegiatan operasi dan usaha, selalu dilengkapi dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), serta perizinan lain,” pungkasnya.

PT Vale menjadi produsen nikel berbasis energi bersih. Untuk mencapai hal tersebut, keberadaan 3 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) PT Vale mampu meniadakan emisi karbon sebesar 1.096.705 ton CO2eq per tahun dari tidak menggunakan batubara sebagai bahan bakar.

PLTA PT Vale mendistribusikan listrik 10,7 megawatt untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Luwu Timur. Mengoperasikan boiler listrik yang nol emisi untuk kebutuhan pabrik pengolahan. Dimana sebelumnya, boiler ini menggunakan bahan bakar fosil.

Demi melaksanakan pembangunan berkelanjutan, PT Vale terus berkontribusi pada penguatan aspek sosial, pembangunan kompetensi ekonomi lokal, dan konservasi pelestarian lingkungan. Dalam lima tahun ke depan, PT Vale telah menetapkan prioritas strategi utama keberlanjutan.

Selain itu, PT Vale berkomitmen untuk mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam bisnisnya dengan membangun warisan ekonomi, sosial, dan lingkungan yang kuat dan positif serta mengurangi dampak operasinya.

Oleh karena itu, PT Vale berupaya membangun hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan, berinvestasi dalam mengurangi dampak aktivitas, bekerja dengan standar etika yang tinggi, memiliki manajemen yang transparan, dan secara aktif berkontribusi pada kemajuan terkait lingkungan, keanekaragaman hayati, dan pembangunan berkelanjutan.

Meski wilayah pertambangan, PT Vale secara aktif berkontribusi pada kemajuan lingkungan. Untuk itu, PT Vale mengintegrasikan aktivitas penambangan dengan rehabilitasi lahan pasca tambang. Luas total reklamasi lahan pascatambang telah mencapai 3.012,44 hektar di Blok Sorowako dengan alokasi dana tahunan rata-rata lebih dari 2 juta dollar AS.

“Membangun pusat pembibitan modern (nursery) untuk mendukung aktivitas rehabilitasi lahan pasca tambang. Nursery beroperasi sejak 2006 di atas lahan seluas 2,5 hektar dengan kapasitas produksi rata-rata 700.000 bibit per tahun,” ujarnya.

PT Vale menjalankan kegiatan pertambangan terbuka, meliputi pembukaan lahan dan pengupasan lapisan permukaan tanah, penggalian material tanah dan material tambang, serta pengangkutan material tanah dan material tambang. Kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan dampak terhadap keanekaragaman hayati, perubahan rona alam, dan ekosistemnya.

Mengatasi dampak tersebut, PT Vale melakukan identifikasi dan memindahkan spesies terdampak, dari lokasi kegiatan pertambangan ke lokasi lain termasuk area reklamasi pascatambang. Hingga akhirnya, kondisi lahan yang sudah direhabilitasi dikembalikan seperti awal peruntukannya.

Tidak sampai disitu, PT Vale memiliki pilar strategis perusahaan yang berkontribusi untuk mencapai misi perusahaan yaitu mengubah sumber daya alam menjadi kemakmuran dan pembangunan berkelanjutan.

Pilar strategi baru PT Vale, pertama, meliputi keselamatan dan keunggulan operasional yaitu mengubah cara beroperasi terkait dengan tiga tema yang saling terkait seperti manajemen keselamatan dan risiko, manajemen aset, dan organisasi, proses, dan budaya melalui Vale Production System (VPS).

Kedua, fakta baru dengan masyarakat memberikan dampak positif bagi masyarakat, beyond compliance terhadap pajak, proyek sosial, dan reparasi dengan menjadi pendukung pembangunan di wilayah operasi, serta mendorong industri pertambangan yang lebih aman dan berkelanjutan.

Selanjutnya, tansformasi base metals yaitu mengikuti transformasi unit bisnis base metals, menerapkan praktik terbaik di seluruh operasinya. Keempat, disiplin dalam alokasi modal, menetapkan fokus pada penciptaan nilai dan keamanan aset, berinvestasi dalam keberlanjutan produksi dan dalam melindungi serta meningkatkan margin.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga