Kemitraan Pertamina Sambung Harapan Usaha Kecil Warga Pesisir

Kemitraan Pertamina Sambung Harapan Usaha Kecil Warga Pesisir

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Tidak pernah terbayang di benak wanita asal Jawa Timur itu bisa dikenal banyak orang sebagai salah satu penghasil kerajinan unik yang bernilai tinggi. Bahkan, tidak terlintas olehnya, mampu menghasilkan omset hingga puluhan juta rupiah setiap bulannya dan suksek seperti sekarang.

Namun, ia melangkah dengan keyakinan dan tekad, wanita yang merantau ke Kota Manado sejak 15 tahun lalu itu mulai melakukan yang dirinya imajinasikan. Menyulap limbah menjadi sebuah aksesoris menarik dan bernilai.

Berawal dari ketertarikannya dengan sisik ikan, wanita paruh baya itu mulai mengumpulkan sisik ikan dari pasar yang hendak dibuang oleh pedagang ikan untuk disulap dari tangan kreatifnya menjadi sebuah karya unik. Tidak tangung-tanggung, dirinya tidak hanya memproduksi satu jenis aksesoris, namun beragam, mulai dari gelang, anting, kalung, bros, peniti jilbab, hingga cincin.

Sebagai langkah awal, wanita bernama Tjahyani itu membuat aksesoris dan digunakan sendiri. Namun, ternyata dirinya mendapat respon positif dari teman dan warga sekitar rumahnya, dan menaruh minat akan hasil karya. Ia pun berani untuk serius menekuni usaha, dimulai sejak tahun 2012 dan diberi nama Yannie Handicraft.

“Sejak tahun 2012, saya mulai menjalankan usaha kerajinan tangan ini, yang saya beri nama Yannie Handicraft. Saya memilih usaha ini karena tertarik dengan sisik ikan, khususnya ikan kakap dengan ukuran sisik yang besar, bentuknya juga bagus dan unik. Ternyata setelah diterapkan untuk dijadikan aksesoris, ciri khas sisik ikannya menambah cantik aksesoris buatan saya,” jelas wanita yang akrab disapa Yani itu, Rabu, (15/9/2021).

Namun, seiring berjalan, selama satu tahun memulai usaha, Yani sadar modal usaha menjadi salah satu kebutuhan utama untuk mengembangkan usahanya. Kemudian, dirinya mengetahui adanya program Mitra Binaan Pertamina. Tanpa berpikir panjang, Yani dengan cepat mendaftarkan usahanya.

Pada tahun kedua memulai bisnis, tepatnya pada tahun 2013, melalui program Mitra Binaan Pertamina, usaha Yannie Handicraft mendapatkan modal usaha. Tidak sampai disitu, Yani juga mendapatkan pembinaan dan pelatihan dalam pengembangan bisnisnya. Melalui program Pertamina ini, produk kerajinan tangan Yani mengikuti berbagai pameran yang semakin membuat usahanya dikenal banyak orang.

“Saya memutuskan untuk mengembangkan usaha saya terutama untuk akses permodalan melalui program kemitraan dari Pertamina. Di sana, ternyata bukan hanya pinjaman modal yang saya dapatkan, namun pelatihan dan diikutkan di pameran-pameran yang membuat produk saya semakin dikenal oleh masyarakat,” ujar Yani.

Setelah menjadi Mitra Binaan Pertamina, Yani mendapatkan hasil memuaskan dan tumbuh secara signifikan. Usaha Yannie Handicraft miliknya mendapatkan peningkatan omset hingga 100 persen. Di mana saat belum menjadi mita binaan, usaha Yanie hanya beromset Rp10 juta per bulan, kemudian meningkat hingga Rp25 juta per bulan setelah menjadi mitra. Terlebih lagi, produk buatan Yani telah menyentuh pasar seluruh Indonesia.

Dirinya menceritakan, dengan berkembangnya usaha yang dijalankannya, Yani tidak hanya mendapat keuntungan bagi dirinya sendiri, namun juga memberikan peluang bagi orang lain untuk mendapatkan pekerjaan. Yani memberdayakan ibu-ibu PKK di wilayahnya untuk bekerja mengerjakan pesanan yang masuk. Saat ini Yani sudah mempekerjakan empat orang ibu rumah tanggah di wilayahnya.

Produk-produk Yannie Handicraft di pasarkan ke toko-toko souvenir, di pajang di media sosial, ikut dalam pameran, hingga membuka toko sendiri di rumah. Yani memanfaatkan sosial media Instagram dan Facebook. Untuk terus mengembangkan usaha, Yani mengaku selalu berinovasi mengikuti trend mode dan kondisi yang ada. Dirinya juga memanfaatkan platfrom media sosial, YouTube Yannie Handicraft dan Website YannieHandicraft.imooji.com.

Namun, bukan tanpa rintangan Yani mengembangkan usahanya. Selama pandemi ini, Yani mengaku mengalami penurunan penjualan hingga 90 persen. Menyiasati hal itu, Yani mulai membuat berbagai macam produk, tidak hanya aksesoris tetapi juga produk lain seperti kain sutera ecoprint, tas sutera ecoprint, dan yang unik lainnya adalah tas dari serat pisang abaka.

Membantu peningkatan pelaku UMKM sejak awal mendapat perhatian khusus dari Pertamina. Untuk itu, Pertamina menghadirkan program Kemitraan Pertamina. Program ini, Pertamina memberikan modal bagi UMKM, tidak hanya itu, UMKM juga akan diberikan pembinaan serta diikutkan dalam pameran-pameran. Pembinaan Pertamina dilakukan secara berkelanjutan sebagai upaya mendorong para UMKM binaan agar bisa naik kelas dan mengembangkan usahanya.

“Program Kemitraan Pertamina berfokus membina para UMKM yang dilakukan oleh Pertamina secara berkelanjutan sebagai upaya mendorong UMKM binaan agar bisa naik kelas dan mengembangkan usahanya,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR MOR VII, PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading, Laode Syarifuddin Mursali.

Laode menjelaskan, dalam pembinaan tersebut, Pertamina memotivasi para UMKM binaan agar dapat membantu masyarakat sekitar untuk menyediakan lapangan pekerjaan atau dikenal dengan konsep Sociopreuneur.

Kata Laode, UMKM Binaan Pertamina diarahkan agar bisa terus mempertahankan bisnis di tengah pandemi. Beragam pelatihan seperti bagaimana mampu memanfaatkan digital marketing agar UMKM binaan bisa beradaptasi dengan cepat dan menangkap peluang bisnis di tengah kondisi seperti ini. Diharapkan UMKM Binaan Pertamina terus mampu naik kelas.

“Pertamina berkomitmen untuk terus menjalankan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG). Prinsip tersebut dipercaya karena perusahaan akan tumbuh beriringan dengan lingkungan dan komunitas sosial dengan memperhatikan kepatuhan pada regulasi yang ada. Melalui pembinaan kepada UMKM ini, Pertamina mendukung Tujuan Pengembangan Berkelanjutan (TPB/SDGs) nomor 5 yaitu kesetaraan gender,” ujarnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga