SULSELSATU.com, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin bidang kemahasiswaan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Panduan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) di Hotel Aston, Jalan Sultan Hasanuddin, Sabtu (9/10/2021).
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulsel, Ni’matullah Erbe hadir sebagai narasumber. Pada kesempatan itu, dia mendesak mahasiswa saat ini harus mampu mengembangkan soft skills dan hard skills.
Sehingga, lanjut Ni’matullah, di sela-sela mahasiswa menempuh pendidikannya, hal itu juga dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan lain yang mendukung dirinya saat telah lulus nanti.
Baca Juga : Tingkatkan Kompetensi, Demokrat Sulsel Instruksikan Legislator Wajib Punya Desa Binaan
“Intinya, LKMM harus bisa menghasilkan soft skill mahasiswa. Makanya dalam kesempatan ini kita buat silabus pengkaderan mahasiswa. Saya di sini hanya berikan masukan,” terang Ulla sapaannya.
Ulla menuturkan mengapa senat mahasiswa Unhas periode pertama paling sukses? Karena mampu mengambilalih universitas.
“Selalu saya tekankan kepada pengurus bahwa lembaga ini akan eksis kalau senat universitas bisa diambilalih. Maksud saya, gerakan mahasiswa sudah harus ada definisi ulang. Harus ada perubahan yang sangat drastis baik di kampus maupun di lingkungan luar,” ujarnya.
Baca Juga : Demokrat Sulsel Panaskan Mesin Pemenangan Hadapi Pilgub dan Pilkada 24 Kabupaten Kota
Ketua Partai Demokrat Sulsel ini menilai gerakan mahasiwa sekarang ini sangat identik dengan demonstrasi. Menurut Ulla, gerakan tersebut bukan lagi zamannya di era internet.
“Jangan jadikan demo mahasiswa sebagai tujuan sekaligus substansi. Bagi saya, demo hanya instrumental atau alat saja. Jadi harus dipahami secara serius,” paparnya.
“Hari ini terlalu banyak instrumental yang bisa dipakai. Menurut saya harus ada definisi ulang,” jelas Ulla.
Baca Juga : Ni’matullah Imbau Warga KAHMI Sulsel Turut Sukseskan Pilkada Serentak 2024
Lebih jauh, Ulla menegaskan gerakan mahasiswa adalah nafas oposisi. Kalau ada gerakan mahasiwa yang tidak oposisi, maka itu gerakan penjilatan.
“Sistem demokrasi kita saat ini sudah sangat rapuh. Sistem parpol sangat sentralistik. Menurut saya ini yang harusnya mewarnai pengkaderan,” sebutnya.
“Internet saat ini sangat mempengaruhi kehidupan kita. Kenapa mahasiwa kita tidak gunakan itu. Tidak lagi harus turun jalan yang sudah norak sekali karena tidak relevan. Kenapa tidak contoh mahasiswa UI. Hanya satu hastage bisa getarkan publik se Indonesia,” katanya.
Baca Juga : Minus ARA, Demokrat Sulsel Baru Beri Surat Tugas Kepada Enam Cakada
Hanya saja, sambung Ulla, bermain di dunia maya sangat tergantung pada kemampuan menulis. Mahasiswa Harus bisa buat narasi yang ringkas tapi pesannya sampai ke publik.
“Makanya mahasiswa harus banyak baca buku dan berdiskusi. Jadi mahasiswa Unhas itu sangat istimewa sekali. Kemewahaan luar biasa. Ada akses guru besar terbaik di Sulsel. Jangan pernah takut salah kalau masih mahasiswa karena kalau sudah keluar tidak boleh salah lagi,” tandasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar