Logo Sulselsatu

Pertunjukan Teater Tari Musik, Sastra Sangiang Serri dan Meongpalo Karellae

Asrul
Asrul

Jumat, 15 Oktober 2021 22:07

istimewa
istimewa

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pada tanggal 16 Oktober 2021, tepatnya mulai pukul 16.00 s.d. 20.00, bertempat di Teater Monumen Mandala di Makassar, diselenggarakan Festival Seni Pertunjukan. Diawali oleh pementasan beberapa Band pada pukul 16.00 s.d. 18.00. Lalu mulai pukul 19.00 s.d. 20.00 dilanjutkan dengan pertunjukan “Sangiang Serri dan Meongpalo Karellae” yang merupakan kolaborasi dari beragam unsur seni, yaitu seni teater, tari, music dan sastra serta tata rupa pentas.

Menurut Kabid Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kota Makassar, Andi Irdan Pandita, kegiatan Festival Seni Pertunjukan ini merupakan program kegiatan Dinas Pariwisata Kota Makassar yang bertujuan untuk pemulihan ekonomi bagi pelaku ekonomi kreatif sesuai prokes covid-19 melalui media pertunjukan dan live streaming lewat akun kanal youtube, IG, Facebook Festival Seni Pertunjukan 2021.

Festival ini melibatkan puluhan kelompok seni, baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Di dalam kampus, antara lain mahasiswa prodi Sendratasik dan prodi Seni Tari Jurusan Seni Pertunjukan Fakultas Seni dan Desain Universitas Makassar dan ISBI Sulsel.

Baca Juga : Sosialisasi Pelaksanaan PDLN, Rektor UNM Tekankan Lebih Selektif Berdasarkan Urgensi dan Kebutuhan

Di luar kampus antara lain: Teater Kita Makassar, Forum Sastra Kepulauan, Samsara, Sombala, Teater Kampus FSD UNM, Akareso, Sandek, Tangan Perkusi, Sanggar Mentari, Bongaya Arts, Ejaya Arts, Rahen Art Project, Tanayya Art, dll. Band menampilkan kelompok band Mesin Waktu Band, Home Band, Tikump Band, Play Art Band.

Sebagai puncak kegiatan, dipentaskan pertunjukan “Sangiang Serri dan Meongpalo Karellae” yang merupakan kolaborasi antar kelompok kesenian.

Asia Ramli Prapanca selaku dramaturg, penulis dan sutradara dari pertunjukan ini didukung kuat oleh asisten sutradara Alif Anggara, pimpinan produksi Taslim, penata lagu Arifin Manggau, penata music Ahmad, dan penata gerak Olif serta penata artistic Jaka dan Icank, penata grafis Rahman Labaranjang, penata lampu Sukma Sillanan, penata kostum Deva dan Rahen, serta penata rias Lilu.

Baca Juga : VIDEO: Penampakan Fasilitas Kampus UNM Rusak Akibat Bentrokan

Menurut Asia Ramli, dosen prodi Sendratasik Jurusan Seni Pertunjukan Fakultas Seni dan Desain Universitas Makassar, pertunjukan ini merupakan representasi simbolik dari legenda Dewi Padi dalam miotologi “I La Galigo dalam kebudayaan Bugis yaitu Sangiang Serri dan Meongpalo Karellae. Dikisahkan dari Dunia Atas, Batara Guru menurunkan puterinya Sangiang Serri ke Dunia Tengah menjadi pewaris keabadian, kebijaksanaan untuk menjaga keseimbangan alam. Ia ditemani oleh Meongpalo Karellae yang dipercayai sebagai penjaganya. Pada suatu masa, Sangiang Serri bersedih melihat Meongpalo Karellae disiksa oleh salah satu warga kampung karena masalah perut.

Selain itu, wabah dan ketidakadilan terjadi di mana-mana. Lalu, Sangiang Serri bersama Meongpalo Karellae meninggalkan kampung itu, dan tibalah di sebuah wilayah dan mendapat sambutan baik dari warga kampung. Di sanalah, Sangiang Serri dan Meongpalo Karellae hidup di tengah tanaman padi yang tumbuh subur dan berkembang biak secara teratur.

Struktur dramatic pertunjukan ini diawali dengan beberapa kejadian. Pertama kejadian alam melalui cahaya, music, gerak dan nyanyian yang bersumber dari syair “Sangiang Serri” sebagai tanda “Sangiang Serri” telah tiba di Dunia Tengah dan ditemani Meongpalo Karellae”.

Baca Juga : Upacara Peringatan Dies Natalis UNM ke-63, Prof Karta Jayadi Siap Bawa UNM Menuju Era Keemasan

Kedua, kejadian di tengah hutan dengan segala kehidupan penghuninya. Ketiga, arak-arakan untuk menanam padi yang diiringi music, gerak dan nyanyian yang bersumber dari syair “Sangiang Serri” dan tarian bissu. Keempat, pesta panen, saling bergotong royong melalui bentuk tari pedekko, tari pamancak, tari pattapi dan tari bakul.

Kelima, chaos, teror dengan munculnya manusia-manusia topeng-topeng menyiksa Meongpalo Karellae, mengobrak abrik pesta panen, dan menyebarkan wabah. Tapi peserta pesta panen bersatu, berjuang, melawan dan melenyapkan pelaku teror tersebut. Keenam, monolog kesaksian Meongpalo Karellae atas penderitaan yang dialaminya.

Ketujuh, pesan budaya Sangiang Serri tentang sikap mappakiade, mengadabkan, menghargai dan menghormati padi, menjaga keseimbangan alam semesta raya. Adab tentang nilai-nilai kejujuran, keberanian, kecendekiaan, ketekunan, dan etos kerja yang tinggi. Musik dan lagu “Sangiang Serri” terus dimainkan dan dinyanyikan sampai pertunjukan selesai.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

OPD09 Mei 2025 21:16
Soroti Dampak Smelter PT Huadi, Abdul Rahman Desak Tanggung Jawab Penuh dari Perusahaan
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Sekretaris Komisi D DPRD Sulawesi Selatan, Abdul Rahman, menyatakan dukungan terhadap rencana relokasi warga yang terdamp...
OPD09 Mei 2025 20:43
Komisi C DPRD Sulsel Tahan Anggaran Penyertaan Modal ke PT Sulsel Andalan Energi, Ini Alasannya
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Komisi C DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel) sepakat menahan anggaran penyertaan modal untuk PT Sulsel Andalan Energi (Per...
Sulsel09 Mei 2025 20:40
Tim BRI dan Program YESS Kolaborasi Perkuat Pengembangan Usaha Gula Aren dan Klaster Sapi Jagung Petani Milenial Maros
SULSELSATU.com, MAROS – Sosialisasi dan kunjungan Tim Bank BRI ke kelompok binaan Program YESS di Kabupaten Maros menjadi bukti sinergi konkret ...
Metropolitan09 Mei 2025 20:19
Bosowa Peduli Target 100 Hewan Qurban Tahun Ini, Bakal Disalurkan ke Warga Sulsel dan Palestina
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Menyambut hari raya Iduladha 1446 Hijriah, Bosowa Peduli resmi meluncurkan program qurban tahunan bertema “Sinergi ...