Sekolah Pascasarjana Unhas Gelar Kuliah Umum, Bahas Mengenai Pandemic Resilience
SULSELSATU.com – Sekolah Pascasarjana (Sps) Universitas Hasanuddin menggelar kuliah umum pada Webinar Diaspora Series 24 secara virtual via zoom pada Selasa(19/10/2021).
Kuliah umum tersebut mengangkat tema “Pandemic Resilience and the Lower-Class Population: A sociological Analysis”dan menghadirkan narasumber Sulfikar Amir, Ph.D., dari associate Professor of Science, Technology, and Society Sociology Programme School of Social Science Nanyang Technological University).
Wakil Rektor bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan, Prof.dr. Nasrum Massi,Ph.D dalam sambutannya mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi kepada semua panitia yang melaksanakan kegiatan kuliah umum.
“Terimakasih kepada panitia dan tim pasca sarjana yang telah melaksanakan kegiatan wabinar diaspora Indonesia yang ke 24 dengan tema Pandemic Resilience and the Lower-Class Population: A sociological Analysis,”
Sementara itu, Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin , Prof. Dr.Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc, dalam sambutannya berharap dalam kuliah umum ini menjadi sumber pengetahuan baru dan mampu menerapkan di fenomena-fenomena lain yang kita temui. Ia juga mengucapkan terimakasih atas kesedian pemateri di tengah-tengah kesibukannya untuk hadir di kuliah umum yang digelar oleh sekolah pasca sarjana Unhas.
“Oleh karena itu, mudah-mudahan setiap topik yang kita bahas dengan pendekatan ini, barangkali bisa membuat kita bisa belajar untuk menerapkan metode-metode pemahaman tentang fenomena-fenomena,” harapnya.
“Dan masih banyak lagi fenomena-fenomena yang kita hadapi di berbagai tempat dan diberbagai momentum,” imbuhnya.
Dalam materinya, Sulfikar Amir menjelaskan bagaimana masyarakat merespon dan bertahan hidup dalam kondisi keterbatasan di masa pandemic Covid-19 serta penekanan aspek resiliensi yang menjadi sebuah konsep kemampuan dalam menghadapi situasi yang rentan terhadap goncangan bencana, seperti fenomenal alam atau dari kesalahan manusia.
“Ketika pandemic masuk di Indonesia dan kemudian mengakibatkan begitu banyak kasus dan jumlah orang meninggal dunia dan saya mengambil keputusan masuk dalam wacana publik dan kemudian membuat penelitian terkait penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia khususnya dengan kacamata sociological bencana,” jelas Sulfikar.
Ia juga menjelaskan ikut terlibat dalam mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia salah satunyam memberikan saran terkait vaksinasi gratis untuk semua masyarakat di Indonesia. Dalam materinya Sulfikar memaparakan bagaimana populasi kelas bawah bertahan dalam menghadapi pandemi Covid-19.
“Dimana kita memberikan saran-saran secara global bagaimana dan tindakan apa yang harus dilakukan pemerintah untuk mengurangi dampak pandemi termasuk salah satunya usulan untuk mengratiskan vaksin,” ucapnya.
“Pandemic Resilience terkait ketahanan pandemi dan bagaimana populasi kelas bawah itu bertahan terhadap dampak dan guncangan yang terjadi akibat penyebaran penyakit menular Covid-19” imbuhnya.
Salahsatu peserta, Yulkia Patsut, Stain Majane, menjelaskan hasil pengamatan khususnya di Sulawesi Barat, bahwa masyarakat yang Lower-Class memeliki ketahanan yang baik. Ia menduga masyarakat tersebut terbiasa mengahadapi konflik.
“Di sekitar saya terutama di Sulawesi Barat kenapa lower class population itu punya resiliensi yang bagus mungkin karena terbiasa dengan suffering, jadi mereka menganggap pandemi covid-19 biasa saja mereka terbiasa menderita dengan konflik yang banyak mulai dari ekonomi dan lain sebagainya,” jelas Yulkia.
Kegiatan Diaspora Webinar Series 24 dilaksanakan secara virtual dilakukan untuk mengurangi interekasi secara langsung di tengah pandemi Covid-19.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News