SULSELSATU.com, MAKASSAR – Internal Partai Hanura Sulsel bergejolak, sebanyak 16 ketua dan sekretaris DPC menyatakan mendukung Kolonel (Purn) Amsal Sampetondok sebagai Ketua DPD.
Bahkan 16 DPC ini sementara di Jakarta menemui DPP untuk menyampaikan dukungan tersebut, serta menjelaskan pelaksanaan Musdalub Hanura Sulsel yang digelar di Makassar namun ditunda.
Sekretaris DPC Hanura Palopo, Andi Irsal mengatakan Penyelenggaraan Musdalub DPD Hanura Sulsel catat prosedur. Pasalnya, panitia sengaja menambah satu pasal dalam Tatib, yang bertentangan dengan Peraturan Organisasi (PO).
Baca Juga : Hanura Sulsel Bakal Gerakkan Legislator dan Pengurus DPC se-Sulsel Menangkan Andalan Hati
Padahal PO yang harus menjadi Pedoman pembuatan Tatib Pemilihan Ketua.
Menurut Andi Irsal, panitia menyelip syarat pencalonan untuk menutup ruang bagi kader eksternal untuk ikut bertarung dalam Musdalub, lewat pembuatan tatib.
Tatib yang dibuat panitia, dinilai bertentangan dengan PO. Dalam Tatib Musdalub pasal 19 poin 7, dipersyaratkan ‘harus pernah menjadi pengurus partai Hanura paling sedikit selama 2 tahun.’
“Padahal dalam PO, tidak ada diatur itu. Bahkan dalam PO, adap ruang diberikan kepada figur eksternal, dengan catatan harus ada rekomendasi dari DPP,” jelasnya.
Baca Juga : Tinggalkan IAS dan Danny, Hanura Mantap Usung Sudirman-Fatma Maju Pilgub
Andi Irsal menjelaskan, yang diatur di PO, salah satunya syarat dukungan 30 persen dari jumlah DPC dan mendapatkan rekomendasi dari DPP, baik itu kader maupun non kader.
“Panitia Musdalub diduga mengakal-akali Tatib, agar calon eksternal tidak dapat mencalonkan, karena adanya poin ke-7 yang dimaksudkan tadi,” tandasnya.
Ia mengatakan, dukungan calon eksternal telah mencapai 16 dukungan DPC dari 24 DPC di Sulsel. Itu artinya telah memenuhi syarat untuk ikut mencalonkan.
Baca Juga : Hanura Ogah Kotak Kosong di Pilkada Enrekang 2024
“Syarat harus 30 persen dari 24 DPC. Sementara calon eksternal sudah lebih dari 30 persen, karena sudah dapat 16 dukungan. Sedangkan Wahyudin M Nur, yang lolos jadi calon tunggal, tidak cukup 30 persen dukungan, karena baru dapat 7 dukungan DPC,” terang Andi Irsal.
Sementara itu, Amsal mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada seluruh DPC yang menginginkan dia memimpin Hanura Sulsel.
“Saya ikuti apa keinginan DPC yang meminta untuk memimpin Hanura Sulsel. Tentu harapannya menunggu respon DPP dari pertemuan teman-teman DPC, apakah dilakukan Musdalub ulang atau bagaimana saya ikut,” tutur Amsal.
Baca Juga : Tertinggi di Survei, Hanura Wacanakan Appi-Indira Berpaket di Pilwalkot Makassar
Amsal menyebut bahwa sebelum Musdalub lalu, dia mendaftarkan diri sebagai kandidat namun ditolak panitia karena dianggap sudah lewat masa pendaftaran, padahal saat itu baru satu pendaftar yakni Wahyuddin.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar