SULSELSATU.com, MAKASSAR – PT Vale Indonesia Tbk berencana mewujudkan komitmen investasi merealisasikan proyek pembangunan pabrik pengolahan nikel di Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
PT Vale bersama dua mitra kerja, yakni Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerjasama proyek untuk fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah pada tanggal 24 Juni 2021.
Fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah akan terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.
Baca Juga : Sorowako Writers and Readers Festival, Gagasan Siswa yang Berasal dari Daerah Penghasil Nikel di Sulsel
Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Dani Widjaja mengatakan,proyek Bahodopi meliputi kontrak karya PT Vale seluas 16,395 hektar di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
”Saat ini, studi tahap akhir sedang dijalankan untuk memastikan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan aman, layak secara ekonomis dan memastikan ketersediaan pasokan material bijih nikel ke pabrik pengolahan,” jelasnya, Senin, (8/11/2021)
Ia menjelaskan, proses pengurusan ijin lingkungan dan ijin-ijin lainnya saat ini sedang dilakukan. Sementara di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, PT Vale mengelola area Kontrak Karya (KK) sebesar 20.286 hektar.
Baca Juga : PT Vale Kuatkan Sinergi dan Harmoni untuk Bumi Batara Guru Lebih Maju di HUT ke-20 Luwu Timur
Proyek tersebut terdiri dari dua yakni, proyek penambangan yang dilakukan oleh PT Vale dan pabrik pengolahan dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan dioperasikan oleh perusahaan patungan yang dibentuk oleh Sumitomo Metal Mining, Co. Ltd (SMM) dan PT Vale.
Berkaitan dengan hal tersebut, secara khusus, Executive Project IMP Asia Africa, Frederico Coutinho Leal, Director Engineering IGP, Luiz Carlos de Oliveira, Director Mine Exploration, Kessel Godinho de Sa bersama Direktur PT Vale, Dani Widjaja beserta tim melakukan kunjungan ke Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara untuk melihat langsung kesiapan rencana pengembangan proyek. Kunjungan dilaksanakan dari tanggal 2 -5 November 2021.
”Kedatangan Executive IGP ke Proyek Bahadopi dan Pomalaa tentunya ingin melihat secara langsung seperti apa area yang ada dibawah tanggung jawab keduanya. Proyek di Bahodopi dan Pomalaa feasibility studynya sudah hampir selesai. Saat ini proses perizinannya sedang diselesaikan,” pungkasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar