Logo Sulselsatu

Cerita Nasabah Binaan BRI Ini Jadi Pahlawan Lingkungan dan Masyarakat

Asrul
Asrul

Rabu, 10 November 2021 19:34

Kunjungan Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani ke usaha rumput Purun milik Hartati. Ist
Kunjungan Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani ke usaha rumput Purun milik Hartati. Ist

SULSELSATU.com, JAKARTA – Di mata Hartati, rumput Purun bukan hanya sekadar tanaman liar. Tanaman bernama latin lepironia articulata sejenis rumput anggota suku teki-tekian (cyperaceae) itu memiliki nilai ekonomi tinggi, karena bisa diolah menjadi sedotan ramah lingkungan.

Hartati mengenang, dahulu di daerah tempat tinggalnya masyarakat memanfaatkan tanaman Purun sebagai bahan dasar membuat tali yang dianyam. Tali dari Purun sangat kuat untuk menahan beban yang berat. Namun seiring berkembangnya zaman, hal itu ditinggalkan.

Kendati demikian, Hartati tetap memandang rumput Purun sebagai bahan alam yang bisa bermanfaat banyak bagi perekonomian masyarakat sekitar jika potensinya terus digali. Dia membuktikan hal itu. Hartati bereksperimen dan menelaah, benda apa saja yang bisa diproduksi dari Purun.

Baca Juga : Keripik Pisang Bakauheni Melesat, Berkat Dukungan Pemberdayaan BRI

“Akhirnya setelah belasan kali bereksperimen saya pikir Purun itu bagus untuk bahan sedotan menggantikan plastik,” ujar warga Desa Dukong, Kecamatan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung itu lewat saluran telepon.

Bahkan Hartati sudah punya visi jika sedotan ini secara luas diterima pasar, dia akan membuat barang-barang lain dari Purun seperti bingkai foto, tempat tisu, hingga dudukan lampu dan hiasan bunga kering dari bunga Purun.

Berawal dari 2019, Hartati dibantu 3 orang rekannya yang berasal dari keluarga dan tetangga, memberanikan diri memproduksi sedotan berbahan dasar Purun. Dia tak menyangka, produk yang ramah lingkungan itu mendapat dukungan pemerintah daerah dan diperkenalkan melalui acara seperti pameran produk asli daerah.

Baca Juga : BRI Dorong Kemajuan UMKM Lewat Bazaar BRILiaN, Bantu Perluas Pasar Produk Daerah

Dengan modal pribadi dan bantuan pemerintah daerah, Hartati bahkan bisa memasarkan sedotan ramah lingkungan berbahan dasar Purun hingga Jakarta, Bali dan Surabaya. Dengan perkembangan tersebut, Hartati mengajak hingga 20 koleganya untuk menjadikan produksi sedotan Purun sebagai usaha sampingan.

“Saat Maret 2020 itu kami tidak menyangka ada pandemi. Padahal kami lagi semangat-semangatnya karena permintaan mulai banyak. Tapi karena pandemi pesanan langganan jadi terhenti. Akhirnya kami sempat berhenti produksi sekitar 7 bulan,” ujarnya.

Akan tetapi cobaan tersebut tak membuat Hartati ‘patah arang’. Dia mulai kembali memproduksi sedotan dari tanaman Purun. Hartati menyebut, permintaan saat ini memang berkurang drastis. Namun bukan berarti harus disikapi dengan pesimistis.

Baca Juga : Kisah Pengusaha Jambu di Kudus, Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pemberdayaan BRI

Bayangkan saja, sebelum pandemi pihaknya bisa memproduksi belasan ribu sedotan per hari sedangkan saat ini hanya berkisar 6.000 buah saja. Meski begitu Hartati tetap optimistis. Bahkan dia berangan-angan kelak produknya menembus pasar dunia.

Optimisme Hartati bukan tanpa alasan. Dia melihat kebutuhan akan sedotan begitu tinggi. Di sisi lain, masyarakat global ingin menekan penggunaan plastik. Hartati pun punya cita-cita mulia. Dia ingin warga di daerah tempat tinggalnya lebih berdaya. Tanaman Purun, bisa menjadi penopang ekonomi yang menjanjikan.

Bertemu BRI, Gayung Bersambut

Baca Juga : Diberdayakan Lewat Program BRI Klasterku Hidupku, Kelompok Usaha Ini Jadi Wadah Perempuan Untuk Terus Berkembang

Untuk memulai usahanya kembali, Hartati sadar optimismenya harus ditopang pendanaan atau akses modal yang mumpuni. Gayung pun bersambut, Hartati mendapat suntikan dana dari bank yang dikenal luas giat memberdayakan pelaku UMKM, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Hartati memperoleh kucuran dana sebesar Rp50 juta melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal itu digunakannya untuk modal awal dan membeli alat-alat produksi.

Meski demikian, Hartati mengatakan alat-alat produksinya saat ini masih sangat sederhana dan tradisional.
Sehingga dalam memproduksi sedotan dari bahan dasar hingga siap dipasarkan membutuhkan waktu 4-5 hari. Proses terlama adalah mengeringkan kadar air dari Purun.

Baca Juga : Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu Hingga Mancanegara

Usaha tak pernah menghianati hasil, karena keseriusannya Hartati memperoleh perhatian lebih dari manajemen bank dengan jaringan terluas di Tanah Air tersebut.

Bahkan usaha Hartati mendapat kunjungan dari Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani. Dia pun menceritakan kendala yang saat ini dihadapinya dalam mengembangkan usaha. Tak disangka, Handayani menilai prospek dan keseriusan usaha Hartati sangat menjanjikan.

“Saya sangat bersyukur bisa bertemu dan dibantu BRI. Saya gak menyangka BRI dari awal mencairkan dana dengan mudah dan memberikan pendampingan usaha. Saya juga tidak mengira BRI diam-diam memberikan perhatian, baru-baru ini kami dikunjungi salah satu pimpinan BRI. Beliau menjanjikan kami bisa mendapat pinjaman lagi. Ini penting buat pengembangan usaha kami karena kami ingin membeli oven yang sesuai dengan produksi kami untuk proses pengeringan. Dana Rp50 juta di awal itu tidak cukup untuk membeli alat produksi yang bagus,” ujar Hartati semakin optimistis.

Usaha Hartati dan koleganya itu pun kini menjadi klaster usaha binaan BRI dengan nama Klaster Purun Eco Straw yang beranggotakan 20 orang. Untuk saat ini, Purun Eco Straw sebagian besar dipasarkan ke hotel di Belitung juga kafe di Jakarta dan Bali.

Dari apa yang dilakukan Hartati tersebut, kini Hartati dianggap sebagai pahlawan lingkungan dan juga bagi masyarakat sekitar, karena telah membuka lapangan pekerjaan. Untuk pengembangan usaha ke depan, Hartati sebagai Ketua Kelompok Klaster Purun Eco Straw juga bersedia jika penjualan produk ini dilakukan dengan bantuan re-seller.

Menurut Hartati, selain terkait ekonomi, angannya untuk memberdayakan tanaman Purun adalah agar alam di daerahnya tetap lestari. Masyarakat di sana banyak yang bergantung pada tambang timah tradisonal.

Hartati menambahkan, tanaman Purun dapat lebih cepat memulihkan lahan bekas tambang. Hal tersebut dikarenakan, dengan adanya tanaman purun dilokasi bekas tambang akan menyerap unsur logam. Hal itu diketahuinya melalui tes uji coba di laboratorium milik Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu banyak lahan tidak produktif yang awalnya digunakan untuk sawah, kini dapat digunakan untuk tanaman purun.

“Jika usaha kami semakin besar, kami bisa mendorong masyarakat untuk bisa mengambil manfaat ekonomis dari rumput Purun ini. Sehingga masyarakat bisa lebih melestarikan alam. Dan dengan bantuan BRI ke depan saya yakin Purun Eco Straw bisa mendunia. Karena kebutuhan sedotan ramah lingkungan ini sangat besar. Kami harap kerja sama dengan BRI ini tidak lepas dan bisa terus dijalin. Karena kami membutuhkan dukungan itu untuk terus berkembang,” pungkasnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Yuk berbagi informasi tentang Sulawesi Selatan dengan join di group whatsapp : Citizen Journalism Sulsel

 Youtube Sulselsatu

 Komentar

 Terbaru

Ekonomi23 Oktober 2024 10:52
Keripik Pisang Bakauheni Melesat, Berkat Dukungan Pemberdayaan BRI
SULSELSATU.com, BAKAUHENI – UMKM di Bakauheni, Lampung, kini merasakan dampak positif dari program pemberdayaan BRI. Salah satu contoh nyata adalah ...
Politik23 Oktober 2024 10:20
Ketua Yayasan Almunawwarah Tegaskan Kualitas dr Ulfah-MHG: “Siap Menangkan di Pilkada Barru
SULSELSATU.com, BARRU – Di tengah terpaan isu miring yang ditujukan ke Paslon 2 dokter Ulfah-MHG, tak membuat dukungannya melemah. Sebaliknya ju...
Aneka23 Oktober 2024 10:00
Member Komunitas Toyota Makin Untung dengan Kartu Tanda Anggota
Komunitas otomotif Toyota Owners Club (TOC) Celebes Kalla Toyota mengumumkan peluncuran program Kartu Tanda Anggota komunitas TOC...
Video22 Oktober 2024 23:30
VIDEO: Jokowi Santap Sate Kambing Bersama Ibu Iriana
SULSELSATU.com – Mantan Presiden Joko Widodo mengunggah momen makan berdua bersama Iriana Jokowi. Dalam video tampak mantan Presiden Jokowi Maka...