SULSELSATU.com, MAKASSAR – Yayasan Hadji Kalla turut ikut dalam menyosialisasikan simulasi tanggap bencana kebakaran di Makassar.
Kegiatan tersebut hasil kerja sama dengan BPBD Kota Makassar, Dinas Pemadam Kebakaran, Kantor PLN Wilayah Sulsel, dan juga Lembaga INANTA (Inovasi Ketahanan Komunitas) menggelar Sosialisasi dan Simulasi Tanggap Bencana Kebakaran Kota Makassar.
Sosialisasi berlangsung pada 20-21 Desember 2021 di Kelurahan Minasa Upa Makassar.
Baca Juga : LAZ Hadji Kalla Hadirkan Sekolah Aman Bencana di Kabupaten Gowa dan Sinjai
Hidayat Sukardin mengatakan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar memberi apresiasi kepada Yayasan Hadji Kalla yang telah ikut berkontribusi dalam upaya penanggulangan bencana, melalui simulasi bencana kebakaran pemukiman padat.
Penanggulangan bencana bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun membutuhkan dukungan dan peran serta organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan masyarakat.
“BPBD Makassar dan Dinas Pemadam Kebakaran mencatat kejadian kebakaran di kota Makassar, dari Januari hingga Desember 2021, mencapai 133 kejadian dengan kerugian ditaksir mencapai kurang lebih 21,7 Milyar. Frekuensi kebakaran yang cukup tinggi ini tentunya menjadi pembelajaran untuk mewaspadai ancaman tersebut dengan strategi mitigasi dengan sosialisasi serta edukasi penanggulangannya,” pungkas Hidayat, Rabu, (22/12/2021)
Baca Juga : Yayasan Hadji Kalla Jadi Tuan Rumah Peluncurkan PFI Chapter Makassar
Direktur Eksekutif Yayasan Hadji Kalla, Mohammad Zuhair mengatakan, Yayasan Hadji Kalla berkomitmen untuk mendukung program kemanusiaan, sebagai bentuk tanggung jawab sosial korporasi Kalla Group terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
“Kegiatan yang saat ini kami selenggarakan bersama mitra kerja NGO Yayasan INANTA (Inovasi Ketahanan Komunitas), kiranya dapat memberikan kontribusi bagi penanggulangan bencana di Kota Makassar. Melalui pelatihan dan simulasi tanggap bencana kebakaran ini juga dapat mengedukasi serta mendesiminasi praktek penanggulangan ancaman kebakaran di lingkungan masyarakat,” ungkapnya.
Pelaksaan simulasi tanggap kebakaran ini melibatkan perwakilan masyarakat Kecamatan Rappocini dan Mariso, dengan segresi keikutsertaan yang sama antara laki-laki dan perempuan serta tetap mengikuti prosedur adaptasi Covid-19. Diantaranya pembatasan makasimal 50 (lima puluh) peserta, wajib menggunakan masker saat tatap muka, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar