SULSELSATU.com, MAKASSAR – Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPn) Sulsel mencatat realisasi anggaran Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) di Sulawesi Selatan (Sulsel) sepanjang tahun 2021 mencapai Rp6,88 triliun.
Dana tersebut disalurkan dalam empat klaster, yaitu kesehatan, perlindungan sosial, program prioritas, serta dukungan UMKM.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sulsel, Syaiful menguraikan, realisasi pada klaster kesehatan mencapai Rp1,54 triliun, digunakan untuk penanganan 11.331 pasien Covid-19, insentif tenaga kesehatan 43.200 orang, serta vaksinasi 8.129.646 dosis.
Baca Juga : DJPb Sulsel Evaluasi Capaian IKPA Tahun Anggaran 2019
“Klaster perlindungan sosial terealisasi sebesar Rp3,51 triliun, untuk Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Bantuan Sosial Tunai, Kartu Pra Kerja, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa, subsidi upah, dan bantuan kuota internet,” jelasnya dalam press conference realisasi APBN Sulsel Triwulan IV 2021, Kamis, (13/1/2022).
Kemudian, klaster selanjutnya adalah program prioritas yang terealisasi senilai Rp1,4 triliun. Program yang berjalan di beberapa Kementerian tersebut sebagai upaya pemerintah dalam menanggulangi penambahan jumlah pengangguran dan dilaksanakan dalam bentuk padat karya.
Kaster dukungan UMKM dan korporasi terealisasi Rp428,95 miliar berupa bantuan pemerintah untuk UMKM (BPUM) Rp427,68 miliar untuk 356.389 orang dan BLT pedagang kaki lima dan warung Rp1,27 miliar untuk 1.059 orang penerima.
“Dukungan program PC-PEN lainnya berupa Program Keringanan Utang di wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat dengan target sebanyak 1.832 Berkas Kasus Piutang negara (BKPN). Nilainya mencapai Rp42,45 miliar dan 1.191 surat pemberitahuan kepada debitur,” bebernya.
Ia menyebutkan, khusus wilayah Sulsel, dengan sasaran sebanyak 822 BKPN dan nilai piutang negara sebesar Rp28,68 miliar.
Penerima crash program keringanan utang di wilayah Sulseltrabar antara lain 950 mahasiswa dengan nilai utang total Rp2,50 miliar, 454 pasien RS dengan nilai utang total Rp7,99 miliar, dan 149 UKM dengan nilai utang total Rp7,34 miliar, serta 69 koperasi dengan nilai utang total Rp15,95 miliar.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar