SULSELSATU.com, LUWU TIMUR – Komitmen berkelanjutan PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) tidak hanya tentang operasi tambang. Semakin ke sini, PT Vale terus menunjukkan komitmen keberlanjutan yang berkontribusi terhadap pengelolaan lingkungan demi pengurangan emisi menuju karbon netral.
PT Vale berkomitmen berkontribusi pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, pada seluruh kegiatan yang dilakukan. Pengelolaan lingkungan bertujuan mendukung pencapaian kegiatan pertambangan karbon netral dan transisi menuju ekonomi rendah karbon.
PT Vale menargetkan penurunan tingkat emisi karbon perusahaan 33 persen pada tahun 2030 dengan baseline penghitungan tahun 2017.
Baca Juga : PT Vale IGP Morowali Raih Penghargaan Indonesia Corporate Sustainability Award 2024
Kesadaran akan pentingnya menciptakan masa depan hijau yang membawa perubahan akan iklim terus dilakukan PT Vale. Sebagai perusahaan di bidang pertambangan, PT Vale tidak serta merta lepas tangan usai melakukan praktik tambang.
Setelah melakukan praktik tambang, PT Vale melakukan reklamasi lahan pascatambang untuk memperbaiki ekosistem. PT Vale berkomitmen membatasi luas lahan terbuka untuk kegiatan operasi pertambangan, dan melaksanakan pengelolaan keanekaragaman hayati di wilayah operasi pertambangan.
Mendukung reklamasi pascatambang, PT Vale memiliki fasilitas pembibitan pohon (nursery) dengan kapasitas produksi per tahun mencapai 700.000 bibit berbagai jenis.
Baca Juga : PT Vale Indonesia Tegaskan Komitmen Keberlanjutan Mendukung Transisi Energi Bersih di COP29
PT Vale melakukan rehabilitasi hingga mengembalikan kondisi lahan seperti sebelumnya.
Tidak sampai disitu, PT Vale semakin menunjukkan keseriusan terhadap pengelolaan lingkungan dengan ikut berpartisipasi dalam Conference of the Parties (COP26) dan Pavilliun Indonesia yang dilaksanakan di Glasgow, Skotlandia.
Dalam ajang tersebut PT Vale menyatakan dapat berkontribusi untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau bersama. Bersama 100 pemimpin dunia hadir di Glasgow, Skotlandia untuk menentukan langkahnya dalam menyusun target dekarbonisasi.
Baca Juga : PT Vale dan GEM Kolaborasi Strategis Investasi Produksi Nikel Net-Zero, Disaksikan Presiden Prabowo Subianto
COP26 merupakan ajang perhelatan perubahan iklim yang mengumpulkan ratusan pemimpin dunia dengan komitmen untuk menetapkan target pengurangan emisi atau dekarbonisasi.
CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriani Eddy menjadi pembicara dalam forum business leadership dengan mengangkat tema supporting ambitious target achievement on GHG emision reduction.
“Saya senang berada di sini, di Glasgow, untuk menghadiri COP-26 UNFCC, mendukung Paviliun Indonesia dan berbagi upaya bersama menuju ekonomi hijau dari perspektif bisnis. Perubahan iklim adalah nyata dan setiap dari kita dapat berkontribusi untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau. Bersama,” ujar Febriani Eddy.
Baca Juga : Kementerian ESDM Jadikan PT Vale IGP Pomalaa Teladan Praktik Pertambangan Berkelanjutan
Menurut Febriani Eddy, sangat penting bagi industri pertambangan untuk bertransformasi guna membangun kepercayaan, tumbuh lebih kuat, dan mencapai hasil yang berkelanjutan.
“Saya ingin menggunakan momen ini untuk menegaskan kembali komitmen Vale untuk menjadi industri pertambangan, yang didorong oleh keberlanjutan dan bekerja untuk mencapai target ambisius Net Zero Emission pada tahun 2050,” katanya.
Jauh sebelum itu, PT Vale Indonesia telah melaksanakan pengurangan emisi karbon karena hal tersebut menjadi bagian solusi untuk perubahan iklim. Sejak beroperasi 53 tahun lalu, PT Vale sangat mendukung peningkatan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui praktik pertambangan yang berkelanjutan.
Baca Juga : PT Vale Indonesia Pakai HVO untuk Operasional Alat Berat
Untuk itu, PT Vale Indonesia telah mengawalinya dengan meningkatkan penggunaan EBT yakni telah membangun dan mengoperasikan 3 Unit Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas sebesar 365 Megawatt (MW) dan berkontribusi terhadap 36 persen total energi yang dibutuhkan perusahaan untuk beroperasi. Pengoperasian 3 PLTA tersebut mampu mengurangi emisi CO2 lebih dari 1 juta ton CO2eq setiap tahun.
Tak hanya itu saja, pada operasional pabrik di Blok Sorowako telah diterapkan penggunaan teknologi electric boiler, dan pemanfaatan biodiesel B30. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai target Net Zero Emissions pada 2050.
“Perseroan membuat komitmen publik yang sangat ambisius untuk mengurangi emisi karbon terkait dengan kegiatan penambangan, pengolahan, dan pada akhirnya, penggunaan produk kami. Tujuan kami adalah mengurangi emisi sebesar 30 persen paling lambat pada 2030 dan menjadi net zero emissions pada 2050. Hal ini sejalan dengan Paris Agreement yang telah ditandatangani Vale pada 2019 silam,” jelasnya.
Demikian pula nantinya pada pembangunan pabrik baru di area Bahodopi, Sulteng yang akan menggunakan PLTG atau energi gas bumi. Pabrik tersebut akan menjadi pabrik nikel dengan emisi karbon per ton nikel terendah kedua setelah Sorowako yang menggunakan PLTA. Menyusul kemudian pada proyek Pomalaa, di Sultra juga akan menerapkan operasional rendah karbon emisi.
“PT Vale Indonesia sangat fokus pada sektor pertambangan dan processing nikel, meski demikian tentunya operasional yang ramah lingkungan menjadi perhatian utama,” ungkapnya.
Secara konsisten, PT Vale terus mewujudkan komitmen praktik pertambangan berkelanjutan untuk mencapai target net zero emissions pada 2050 mendatang. Langkah lain yang dilakukan PT Vale adalah program uji coba electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik.
“Hari ini, PT Vale mencatat sejarah penting dalam mewujudkan program pengurangan emisi karbon dengan melakukan uji coba pemakaian mobil listrik. Pada tahap pertama mobil listrik tersebut akan dioperasikan untuk mendukung kegiatan operasional Departemen Energi pada area Sorowako sampai Malili yang akan berlangsung hingga bulan Maret,” kata Vice President Director PT Vale, Adriansyah dalam keterangan resminya.
Ia menjelaskan, uji coba ini akan berlanjut hingga bulan September dan akan dioperasikan sebagai taksi bagi karyawan. Saat ini, perusahaan juga telah menyiapkan charging station di area General Facilities & Services (GFS) PT Vale di Pontada, Malili.
Di sisi lain, PT Vale tengah melakukan studi mengenai konversi kendaraan LV (Light Vehicle) berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik. Selain itu, PT Vale juga sedang dalam tahap pembelian satu unit truk listrik dari China dengan kapasitas 70 ton.
Senior General Manager Environment & Permit Management PT Vale, Muhammad Adli Lubis menambahkan, PT Vale memiliki sejumlah inisiatif transisi energi untuk mengurangi emisi karbon sebesar 33 persen pada 2030.
“Selain pemakaian kendaraan listrik, PT Vale juga akan melakukan penggantian bahan bakar pada proses pengolahan nikel dari batu bara menjadi gas alam cair (LNG), serta penggunaan biomass sebagai reductant di tanur reduksi (reduction kiln),” pungkasnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar