Tawuran di Karuwisi Makassar, Seorang Disabilitas Tewas Kena Busur
SULSELSATU.com, MAKASSAR – Seorang disabilitas tewas terkena busur saat berusaha menghindari tawuran di Karuwisi, Makassar. Rekaman CCTC yang beredar, meski berusaha menghindar, korban justru menjadi sasaran pelaku.
Korban tewas setelah terkena busur di bagian perutnya. Posisi korban saat bersembunyi diketahui, pelaku langsung membusur dari jarak dekat.
Dilansir dari detikcom, polisi angkat bicara terkait peristiwa ini. Polisi membenarkan korban merupakan penyandang disabilitas.
“Untuk dari CCTV, kami melihat korban tidak mengikuti perang bahkan korban sempat melindungi diri dari perang kelompok tersebut. Dari CCTV terlihat korban ini memang cacat, tidak normal dari jalannya dan gerakannya,” terang Kanit Jatanras Polrestabes Makassar, Iptu Afhi Abrianto, Rabu (9/2/2022).
“Dari rekaman CCTV jelas, pelaku mengakui bahwa pelaku membusur korban dengan jarak kurang lebih dua meter, di situ korban langsung terkena busur di daerah perut lalu melarikan diri dan tidak lama korban meninggal dunia,” lanjut Afhi.
Polisi kemudian melakukan penyelidikan terkait kasus pembunuhan ini. Seorang pelaku berhasil ditangkap.
“Unit Jatanras Polrestabes Makassar berhasil mengamankan satu orang pelaku, pelaku tersebut pelaku pembusuran yang mengakibatkan korban meninggal dunia di wilayah Karuwisi,” kata Afhi.
Pelaku dibekuk setelah anggota melakukan penyelidikan dan menerima informasi keberadaannya di kawasan Kabupaten Toraja Utara. Saat ditangkap, pelaku tengah bersembunyi di sebuah rumah di kawasan hutan Toraja Utara.
“Kami mengamankan pelaku di tengah hutan di kabupaten Toraja Utara. Jadi hasil penangkapan ini berdasarkan informasi masyarakat sekitar bahwa pelaku melarikan diri ke Toraja Utara,” kata Afhi.
Hingga kini dari interogasi awal, masih ada beberapa rekan pelaku lainnya yang masih dikejar polisi. Namun untuk motif pelaku melakukan aksinya, lantaran mereka ingin balas dendam kepada warga di sekitar pasar Karuwisi karena kerap terlibat tawuran dengan rekannya.
“Untuk motif ini sudah berlangsung sejak lama jadi bisa dibilang ini balas dendam,” ucap Afhi.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News