SULSELSATU.com, MAKASSAR – Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia kini berusia 23 tahun. Perayaan Gala Dies Natalis pun berlangsung dengan suasana khidmat dan sederhana, dengan jumlah yang terbatas.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir sejumlah tamu, mulai dari Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Nobel Makassar Mutiawan M Handaling, hingga Mantan Rektor Nobel Indonesia, Mashur Razak.
Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Nobel Makassar Mutiawan M Handaling dalam sambutannya mengaku bersyukur, karena Nobel Indonesia kini berusia 23 tahun dan terus eksis hingga kini. Hal tersebut tak lepas dari buah kerja keras dari seluruh karyawan dan sivitas akademika Nobel Indonesia.
Baca Juga : Bertajuk Superhero, Nobel Indonesia Kukuhkan 327 Wisudawan
“Usia 23 itu pencapaian luar biasa, saya harap teman-teman jangan takabur, kita sering merasa Nobel itu besar di Indonesia Timur, e-learning kita sudah bagus, yang ada hal itu bisa membuat kita jemawa,” kata dia, di Nobel Convention Center, Jalan Sultan Alauddin, Kamis (24/2/2022).
Ia menegaskan bahwa di usia ke 23 tahun adalah momentum untuk terus memperbaiki diri sehingga tidak menyesal dikemudian hari.
Sementara itu, Rektor Nobel Indonesia, Badaruddin menambahkan, melalui Gala Dies Natalis ke 23 ini, menjadi momentum untuk merefleksi apa yang telah dilewati dan momentum untuk menghadapi apa yang terjadi kedepannya. Menurut Mantan Ketua Yayasan Pendidikan Nobel Indonesia itu, ada dua orang berperan besar sehingga Nobel Indonesia terus eksis, dia adalah Natsir Muhammad, dan Mashur Razak.
Baca Juga : ITB Nobel Indonesia Kukuhkan 231 Wisudawan
“Beliau (Natsir Muhammad) yang menjadi negosiator, dari Nobel yang lama menjadi Nobel yang baru, baru melaksanakan Pak Mashur Razak,” katanya.
Berkat peran mereka, kata dia, STIE Nobel Indonesia Makassar menjadi sekolah terbaik versi LLDikti. Dan ditahun 2021, STIE Nobel berubah nama menjadi Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia.
Selain itu, ia mengemukakan ada tiga hal yang akan ditekankan setelah status Nobel beralih dari insititut ke sekolah tinggi. Penekanan tersebut mulai dari kualitas, relevansi, dan pembelajaran yang atraktif.
Baca Juga : Nobel Indonesia Teken MoU Bersama ITB Asia Malang
“Nobel ini sudah punya kualitas, karena dulu waktu menjadi STIE, dia sekolah tinggi terbaik versi LLDikti. Nah ini modal bagus secara peringkat ini pengakuan dari Nobel,” ujar dia.
Kendati begitu, capaian tersebut tidak membuat Nobel puas. Mereka ingin melangkah lebih jauh dengan mempersiapkan diri menuju akreditasi internasional.
“Kalau itu terjadi mungkin Nobel akan menjadi PTS pertama di sini yang terakreditasi internasional. Sejak berubah menjadi institut, kita sudah mencanangkan visi baru sebagai PT internasional jadi kita memang membangun kualitas dan kelas itu bukan kualitas lokal,” paparnya.
Baca Juga : Rektor ITB Nobel Indonesia Jamin Alumninya Siap Pakai
Perjalanan menuju akreditasi internasional ini sudah mulai dijalankan. Mereka menarget sudah bisa rampung pada 2022 ini dan sudah bisa meraih akreditasi internasional pada 2023 nanti. Selain akreditasi internasional, penekanan Nobel juga terkait relevansi. Dalam hal ini, yakni bagaimana menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan dunia industri dengan metode pembelajaran di kampus.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar