SULSELSATU.com, MAKASSAR – Februari 2022, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami deflasi atau penurunan harga sebesar -0,04 persen sefara bulanan (mtm). Hal ini dipengaruhi beberapa faktor, sapah satunya subsidi minyak goreng dari pemerintah.
Tidak hanya dipengaruhi oleh subsidi minyak goreng dari pemerintah, deflasi Sulsel ini juga dipengaruhi oleh hasil pasca panen yang berlimpah. Mulai dari cabai rawit, cabai merah, dan telur ayam ras.
Dari 5 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sulsel yaitu Bulukumba, Makassar, Palopo, Pare-pare, dan Watampone, hanya Watampone yang alami inflasi spasial tertinggi sebesar 0,15 persen (mtm).
Baca Juga : Kabar Gembira! Harga BBM Non Subsidi Turun Mulai Hari Ini 3 Januari 2022, Ini Harga Terbaru Wilayah Sulawesi
Semetara, deflasi tertinggi dialami oleh Kabupaten Bulukumba yaitu sebesar -0,26 persen (mtm). Secara bulanan, deflasi di Sulsel utamanya disumbang oleh kelompok makanan, manuman, dan tembakau sebesar -0,40 persen.
Kepala BI Sulsel, Causa Iman Karana mengatakan, kemudian diikuti kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan, lalu dari kelompok kesehatan dengan besaran deflasi masing-masing sebesar -0,05 persen dan -0,02 persen (mtm).
“Deflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau memiliki andil deflasi sebesar -0,12 persen yang utamanya dipengaruhi oleh turunnya harga cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng, cabai merah, dan kacang panjang,” jelasnya dalam keterangan resmi, Selasa, (1/3/2022).
Baca Juga : Sulsel Deflasi Sebesar -0,27 Persen di Agustus 2022, Andil Terbesar Akibat Harga Tiket Pesawat Turun
Cik sapaannya menyebutkan, deflasi pada kelompok makanan disebabkan oleh masuknya pasokan cabai rawit, cabai merah, dan telur ayam ras yang berlimpah pasca panen.
Kemudian, penurunan harga minyak goreng disebabkan oleh Permendag No.6 Tahun 2022 terkait penetapan harga eceran tertinggi minyak goreng sawit, serta mulai masuknya pasokan minyak goreng sawit di Sulsel.
“Di sisi lain, deflasi kelompok makanan lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga bawang merah, gula pasir, air kemasan, ikan cakalang, dan tempe,” bebernya.
Baca Juga : Pasokan Masih Melimpah, Sulsel Deflasi 0,14 Persen
Ke depannya, lanjut Cij, dalam menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi tahun 2022, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel terus bersinergi menjalankan strategi 4K (ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, keterjangkauan harga, dan komunikasi rfektif).
Katanya, upaya pemantauan harga dan operasi pasar khususnya untuk komoditas penyumbang inflasi utama terus dilakukan bersama Satgas Pangan dan dinas terkait dalam rangka menjaga kestabilan harga pangan maupun komoditas strategis lainnya.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar