Gelar Teknologi Penyiapan Lahan Jagung di Gowa, Kamsina Harap Produksi Jagung di Gowa Semakin Meningkat

Gelar Teknologi Penyiapan Lahan Jagung di Gowa, Kamsina Harap Produksi Jagung di Gowa Semakin Meningkat

SULSELSATU.com, GOWA – Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gowa, Kamsina menyambut baik Gelar Teknologi Penyiapan Lahan Jagung dan Closed Loop Knapsack Sprayer (CLKS) yang dirangkaikan dengan Pelatihan Petani Tahun 2022 di Desa Romangloe, Kecamatan Bontomarannu, Sabtu (5/3/2022).

“Kita berterimakasih karena dijadikannya Kabupaten Gowa sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan ini. Kita berharap, mudah-mudahan dengan kegiatan ini, seluruh petani bisa meningkat penghasilannya, sehingga kedepan semakin sejahtera dan bahagia,” ungkapnya.

Dirinya menyebutkan produksi beberapa komoditas pertanian di subsektor tanaman pangan dan hortikultura Kabupaten Gowa seperti padi, jagung dan hortikultura dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

Tercatat pada tahun 2020 luas tanam komoditas padi seluas 69.144 Ha dengan produksi sebesar 416.778 ton meningkat dibanding tahun 2019 seluas 62.643 Ha dengan produksi sebesar 403.540 ton atau meningkat sebesar 3,28 persen untuk produksi padi.

Sementara untuk komoditas jagung terus mengalami peningkatan, luas tanam pada tahun 2020 seluas 53.455 Ha dengan produksi sebesar 296.846 Ha meningkat dibanding tahun 2019 seluas 48.194 Ha dengan produksi hanya 288.200 ton. Meningkat 3,00 persen untuk produksi jagung.

“Capaian peningkatan produksi ini tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan yang kuat dari Pemerintah Provinsi Sulsel serta pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian RI,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Prof Muhammad Azrai yang mewakili Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo. Dirinya berharap dengan adanya kegiatan ini produksi jagung di Indonesia khususnya di Kabupaten Gowa bisa meningkatkan drastis.

“Karena dengan adanya Covid-19, jagung akan semakin langka, banyak negara-negara yang produktivitas menurun. Dengan demikian kita di Indonesia diharapkan mampu tetap melanjutkan swasembada yang berkesinambungan sehingga cita-cita dan harapan di 2045 bisa menjadi lumbung pangan,” ungkapnya.

Namun yang tidak kalah pentingnya, dirinya berharap melalui kegiatan ini para petani akan lebih aman dalam menggunakan herbisida. Karena menurutnya sudah ada alat yang diciptakan oleh Alishter untuk membantu para petani.

“Kami dari kementerian sangat mendukung adanya terobosan dan inovasi-inovasi baru di bidang pertanian. Karena di tahun-tahun mendatang sudah waktunya kita menuju pada pertanian 4.0 seperti yang sementara dan sedang dijalankan oleh Kementerian Pertanian saat ini,” tandasnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Baca Juga