SULSELSATU.com, MAKASSAR – Selama invasi Rusia yang telah berlangsung selama 12 hari, sejak 24 Februari lalu, terhitung sudah ada 600 rudal ditembakkan ke Ukraina.
Seperti dilansir dari CNN, Senin (7/3/2022), hal tersebut disampaikan oleh seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS). Ia menyebutkan jika Rusia mengarahkan 95 persen kekuatan tempurnya dalam invasi ke Rusia.
Dalam pengamatan pejabat senior AS itu, pertempuran sengit saat ini masih terjadi di Khersond dan Mykolaiv. Pasukan Rusia masih berupaya mengepung kota Kiev, Kharkhiv, Chenihiv dan Mariupol.
Baca Juga : Setahun Invasi Ukraina, PBB Desak Rusia Tarik Pasukan Tanpa Syarat
Pertempuran selama invasi, Rusia disebut kesulitan bergerak karena perlawanan keras pasukan Ukraina di lapangan. Akibatnya, pergerakan pasukan Negeri Beruang Merah di negara tetangganya itu mulai lambat.
Selain pertempuran di darat, juga terjadi di langit Ukraina. Menurut pejabat AS itu, pasukan udara kedua negara masih terus berupaya memperebutkan wilayah udara.
“Kami meyakini sebagian besar warga Ukraina di sebagian besar bagian negara itu masih bisa berkomunikasi, memiliki akses internet dan media,” ucap pejabat AS itu.
Baca Juga : Gagal di Kota Kyiv dan Kharkiv, Rusia Fokus Ambil Alih Donbas di Ukraina
Serangan Rusia tidak hanya menyerang instalasi militer dan situs-situs publik, tetapi juga menembaki warga sipil yang hendak mengevakuasi diri demi menghindari pertempuran.
Tembakan Rusia terus menghujani warga yang sedang berupaya evakuasi di beberapa titik, termasuk Kota Mariupol. Penembakan tetap terjadi meski Rusia dan Ukraina menyepakati gencatan senjata di kota itu dan Volnovkha.
Perang di Ukraina pun kian panas. Hingga kini, Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan 360 warga sipil tewas akibat gempuran Rusia, sementara layanan darurat Ukraina mengklaim korban tewas sudah mencapai 2.000 jiwa.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar