SULSELSATU.com,- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilansir dari cnnindonesia.com, Erdogan meminta Putin untuk segera menghentikan invasi Rusia di Ukraina.
“Presiden Erdogan yang mengatakan bahwa gencatan senjata bukan hanya meredakan kekhawatiran kemanusiaan masuk. Tapi itu juga memberikan kesempatan untuk pencarian solusi politik, memperbarui imbauannya untuk membuka jalan perdamaian bersama,” demikian pernyataan pemerintah Turki.
Baca Juga : VIDEO: Warganet Soroti Cara Berjalan Putin, Tangan Kanannya Lebih Sering Diam
Sementara itu, Putin mengatakan, operasi militernya di Ukraina bisa disetop asalkan Kyiv berhenti melawan dan memenuhi tuntutan Moskwa.
“Vladimir Putin menginformasikan tentang kemajuan operasi militer khusus untuk melindungi Donbass, menyampaikan pendekatan dan penilaian utama dalam konteks ini, menjelaskan secara rinci tujuan dan tugas yang ditetapkan,” kata Kremlin, media Rusia TASS, Minggu (6/3/2022),
“Ditekankan bahwa operasi khusus berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai jadwal,” sambung Kremlin,
Baca Juga : Ditonton Lebih Dari 24 Juta Kali, Video Wanita Ukraina Ungkap Kehidupannya di Bungker
Selama percakapan, pemimpin Rusia itu mengonfirmasi kesiapan pihak Rusia untuk berdialog dengan pihak berwenang Ukraina dan mitra asing untuk menyelesaikan konflik.
Kremlin mengatakan, setiap upaya proses negosiasi yang gagal dimanfaatkan tentara Ukraina untuk mengumpulkan kembali kekuatan dan sarananya.
“Sehubungan dengan itu, ditegaskan bahwa penghentian operasi khusus hanya dimungkinkan jika Kyiv menghentikan aksi militer dan memenuhi tuntutan Rusia yang telah dibuat dengan sangat jelas,” lapor Kremlin.
Baca Juga : Negara-negara yang Membela Invasi Rusia ke Ukraina, Siapa Saja?
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Minggu bahwa dia berbicara melalui telepon dengan Presisen AS Joe Biden.
Keduanya membahas dukungan keuangan dan sanksi terhadap Rusia ketika negaranya menghadapi serangan yang gencar.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar