SULSELSATU.com – Rusia melarang sejumlah pejabat dan tokoh Amerika Serikat untuk berkunjung ke Negeri Beruang Merah itu sebagai balasan sanksi. Dari deretan nama yang tercatat, tak terlihat nama mantan Presiden AS, Donald Trump.
Menurut pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Rusia seperti dilansir CNN.com, Rabu (16/3/2022), pemerintah menggolongkan orang berikut ke dalam daftar yang dilarang masuk ke negara itu.
Mereka diantaranya, Presiden AS Joe Biden, Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Ketua Gabungan Kepala Staf Jenderal Mark Milley, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, dan Direktur CIA William Burns.
Baca Juga : Presiden Rusia Ultimatum Bayar Gas Pakai Rubel, Berlaku Hari Ini
Adapun pejabat lain yang turut terkena sanksi Rusia, Sekretaris Gedung Putih Jen Psaki, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Daleep Singh, Direktur USAID Samantha Power, Wakil menteri keuangan Adewale Adeyemo dan Eksportir AS Presiden Bank Impor Reta Jo Lewis.
Selain pejabat, sanksi itu juga menyasar individu non pemerintah seperti anak Presiden AS, Hunter Biden, dan mantan kandidat presiden saingan Trump, AS Hillary Clinton.
Kemlu Rusia mengatakan langkah tersebut merupakan tanggapan terhadap sanksi yang dijatuhkan Washington beberapa pekan terakhir, untuk melawan invasi Moskow.
Baca Juga : Ini Hasil Perundingan Rusia dan Ukraina di Turki
“(sanksi itu) konsekuensi tak terelakkan yang sangat Russsiaofobia dari pemerintah AS saat ini yang saat ini putus asa mempertahankan hegemoni Amerika,” demikian menurut Kemlu Rusia dikutip CNN.
Moskow mengatakan akan lebih banyak sanksi dan daftar hitam juga akan terus diperluas mencakup pejabat tinggi, militer, anggota parlemen, pengusaha, pakar dan orang media.
“Orang-orang Russophobia atau berkontribusi untuk menghasut kebencian terhadap Rusia dan pengenalan pembatasan,” lanjut Kemlu Rusia.
Baca Juga : Awal Pekan Ini Rusia dan Ukraina Akan Berunding Lagi di Turki
Di pihak AS, Sekretaris Gedung Putih, Jen Psaki, mengatakan pembatasan itu tak akan berdampak banyak.
“Tak akan mengejutkan siapa pun bahwa tidak ada dari kami yang merencanakan perjalanan wisata ke Rusia, tak ada dari kami yang punya rekening bank yang tak bisa kami akses. Jadi, kami akan terus bergerak,” ujar Psaki dalam konferensi pers.
Ia yakin, para pejabat AS akan tetap punya kemampuan guna melanjutkan percakapan langsung dan tak langsung dengan Rusia.
Baca Juga : Rusia Sita Ratusan Pesawat Milik Perusahaan AS dan Eropa
Langkah ini disebut hanya simbolis karena tak mungkin pemerintahan Biden melakukan perjalanan ke Rusia dalam waktu dekat di tengah serangan Moskow yang terus berlangsung di Ukraina.
Ukraina masih berada dalam gempuran Rusia usai mereka memutuskan invasi tiga pekan lalu.
Pertempuran dan ledakan pun terus terjadi. Korban jiwa terus bertambah. Menurut PBB korban tewas sejak invasi mencapai 636 orang dan 1.125 terluka, sementara menurut pemerintah Ukraina korban meninggal sebanyak 2.000 jiwa.
Baca Juga : Rusia Gelar Kontes Kecantikan Bagi Prajurit Perempuan di Tengah Situasi Perang
Sementara itu, Trump sempat bikin gaduh dengan pernyataannya yang memuji langkah Presiden Vladimir Putin dan menyerang Presiden AS Joe Biden tentang invasi Rusia ke Ukraina.
Trump mengatakan sikap Putin mendukung kemerdekaan Luhansk dan Donetsk dari Ukraina merupakan pilihan cerdas.
“Saya kemarin menonton siaran (Putin) di televisi. Saya bilang ‘ini genius’,” ujar Trump saat ditanya presenter radio soal pengakuan kemerdekaan dari Putin dikutip AFP, Rabu (23/2).
Ia lalu berkata, “Putin mendeklarasikan sebagian besar wilayah Ukraina. Putin menyatakan kemerdekaan mereka. Oh, itu luar biasa.”
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar