SULSELSATU.com – Pertama kali di dunia, Rusia menggunakan Kinzhal, rudal hipersonik terbaru untuk menghancurkan tempat penyimpanan rudal dan amunisi bawah tanah di Ukraina barat.
Para analis menilai, ini adalah penggunaan pertama senjata semacam itu di dunia. Target rudal Rusia, adalah Ukraina Barat, dekat perbatasan Rumania.
Melansir detikcom, Sabtu, (19/3/2022), Kementerian Pertahanan Rusia membuat pengumuman penggunaan senjata canggih tersebut pada hari Sabtu (19/3), hari ke-24 invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga : Terus Berlanjut, Rusia Kembali Serang Ukraina Tanpa Ampun
Dilansir dari kantor berita AFP, Rusia selama ini belum pernah mengakui menggunakan senjata presisi tinggi dalam pertempuran. Kantor berita Rusia, RIA Novosti mengatakan itu adalah penggunaan pertama senjata hipersonik Kinzhal (Belati) selama konflik di Ukraina.
“Sistem rudal penerbangan Kinzhal dengan rudal aerobalistik hipersonik menghancurkan gudang bawah tanah besar yang berisi rudal dan amunisi penerbangan di desa Deliatyn di wilayah Ivano-Frankivsk,” kata Kementerian Pertahanan Rusia.
Presiden Rusia, Vladimir Putin menyebut rudal yang diluncurkan dari udara Kinzhal sebagai “senjata ideal” yang terbang dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara dan dapat mengatasi sistem pertahanan udara.
Baca Juga : Akibat Invasi Rusia ke Ukraina, MotoGP Blacklist Rusia dari Daftar Tujuan Perhelatan Kejuaraan Balap Dunia
Rudal Kinzhal adalah salah satu dari serangkaian senjata baru yang diungkapkan Putin dalam pidato kenegaraannya pada tahun 2018.
Rudal hipersonik dapat digunakan untuk mengirimkan hulu ledak konvensional, lebih cepat dan tepat daripada rudal-rudal lainnya. Namun, kapasitas rudal tersebut untuk mengirimkan senjata nuklir dapat menambah ancaman suatu negara, meningkatkan bahaya konflik nuklir.
“Ini adalah kasus pertama penggunaan senjata hipersonik dalam pertempuran di dunia,” kata analis militer Vasily Kashin kepada AFP.
Baca Juga : Bukan Senjata Terkuat, Ukarina Andalkan Benda Ini Lawan Rusia Hingga Bisa Bertahan
Untuk diketahui, Rusia memimpin dalam hal senjata hipersonik, diikuti oleh China dan Amerika Serikat, dan beberapa negara lain sedang mengerjakan teknologinya.
Kepala Pusat Studi Eropa dan Internasional Komprehensif di Sekolah Tinggi Ekonomi Moskow, Kashin mengatakan, dibandingkan dengan rudal jelajah, senjata hipersonik lebih efisien dalam menghancurkan tempat-tempat penyimpanan bawah tanah.
“Sebuah rudal hipersonik dapat memiliki penetrasi dan daya rusak yang lebih tinggi karena kecepatannya yang sangat tinggi,” katanya.
Baca Juga : Rusia Gencarkan Serangan, Minta Warga Tinggalkan Mariupol
Seperti rudal jelajah yang jauh lebih lambat dan seringkali subsonik, rudal hipersonik dapat bermanuver, membuatnya lebih sulit untuk dilacak dan dipertahankan.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar