SULSELSATU.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 47,15 poin atau 0,67 persen ke level 7.002 pada perdagangan akhir pekan lalu. Investor asing mencatat beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp1,05 triliun.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham menguat sebanyak tiga kali dan melemah dua kali. Sementara secara total, performa indeks menguat sebesar 0,68 persen.
Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sadono mengatakan kapitalisasi pasar bursa mencatatkan kenaikan sebesar 0,93 persen dari Rp8,73 ribu triliun pada pekan sebelumnya, menjadi Rp8,81 ribu triliun.
Kemudian, rata-rata volume transaksi harian bursa naik sebesar 14,50 persen dari 21,954 miliar saham menjadi 25,137 miliar saham. Sementara, penurunan terjadi pada rata-rata frekuensi harian bursa, yakni sebesar 3,80 persen dari 1,33 juta transaksi menjadi 1,28 transaksi.
Baca Juga : Kementerian BUMN Lapor Pendapatan Negara dari Dividen Capai 100% Sebesar 85,5 T, Target 90 T di 2025
“Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian bursa juga berubah sebesar 15,33 persen menjadi Rp13,975 triliun dari Rp16,506 triliun pada pekan sebelumnya,” terang Yulianto, dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (29/3/2022)
Pelatih investasi saham dan derivatif sekaligus CEO Akela Trading System Hary Suwanda memprediksi selama sepekan ke depan, IHSG bergerak di rentang support 6.853 dan resistance 7.228. Indeks saham diwarnai oleh sentimen dari dalam dan luar negeri.
Dari dalam negeri sejumlah sentimen positif mewarnai IHSG pekan ini. Salah satunya, jumlah kasus covid-19 yang semakin menurun sehingga memberi peluang bagi pemerintah mengubah status pandemi di Indonesia menjadi endemi.
Baca Juga : Dari Desa ke Kancah Nasional, BRI Berdayakan Kacang Nepo Menjadi Camilan Khas yang Diminati
Ia mengatakan potensi perubahan status pandemi covid-19 menjadi endemi dapat memberikan dampak positif bagi saham emiten sektor infrastruktur dan properti.
Oleh karena itu, ia pun merekomendasikan sejumlah saham yang bisa koleksi, seperti PT Multipolar Tbk atau MLPL yang ditutup menguat 10,17 persen pada pekan lalu ke posisi 260. Ia memprediksi MLPL bisa menyentuh posisi 298 pada pekan ini.
Selanjutnya, PT Harum Energy Tbk atau HRUM yang ditutup menguat 3,51 persen ke posisi 11.800. Ia memprediksi HRUM dapat menyentuh posisi 13.225.
Baca Juga : Keripik Kentang Albaeta, UMKM Yang Berkembang Pesat Karena Pemberdayaan BRI
Kemudian, Hary juga merekomendasikan PT Alam Sutera Realty Tbk atau ASRI yang ditutup melemah 0,59 persen ke posisi 169. Ia memprediksi ASRI dapat menyentuh posisi 184.
Ada juga PT Jasa Marga (Persero) Tbk atau JSMR yang ditutup stagnan di posisi 3.840. Ia memprediksi JSMR dapat menyentuh posisi 4.040.
Terakhir, ada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI yang ditutup stagnan di posisi 8.225. Ia memprediksi BBNI dapat menyentuh posisi 8.700.
Baca Juga : Diberdayakan BRI, Petani Mangga Bondowoso Mampu Perluas Lahan dan Tingkatkan Taraf Hidup
Sentimen lain katanya, juga datang dari proyeksi Dana Moneter Internasional atau IMF bahwa ekonomi Indonesia masih dapat bertumbuh 5,4 persen pada tahun ini juga memberikan angin segar bagi indeks.
Meski demikian, ia meminta pasar mewaspadai sentimen negatif indeks dari luar negeri. Terutama yang datang dari konflik Rusia-Ukraina.
“Pasalnya hal ini akan memberikan tekanan pada harga-harga energi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada harga-harga di tingkat konsumen dan produsen, yang artinya semakin memberikan tekanan pada inflasi AS yang sudah tinggi,” ungkapnya.
Baca Juga : Masyarakat Sulsel Semakin Melek Investasi, Jumlah SID Naik 29,62 Persen Posisi September 2024
Konflik juga dapat mempengaruhi pergerakan harga komoditas dunia yang pada akhirnya bisa berdampak pada emiten-emiten berbasis komoditas di IHSG.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memprediksi IHSG bergerak di rentang support 6.926 dan resistance 7.050 selama pekan depan.
Menurutnya, para pelaku pasar masih mencermati perkembangan kebijakan moneter dari Bank Sentral AS (The Fed) yang tampaknya akan cenderung agresif apabila tingkat inflasi masih belum bisa ditekan.
Di sisi lain, pelaku pasar juga masih mengamati perkembangan Rusia Ukraina, termasuk sanksi ekonomi yang dijatuhkan oleh negara Barat kepada Negeri Beruang Merah.
“Untuk sanksi ekonomi sendiri dapat kita perhatikan mempengaruhi pergerakan harga komoditas dunia, di mana hal tersebut akan mempengaruhi pergerakan emiten-emiten berbasis komoditas di IHSG,” kata Herditya.
Ia pun mengimbau pelaku pasar agar dapat memanfaatkan momentum dengan mengoleksi saham emiten berbasis komoditas dan cenderung melakukan trading dalam jangka pendek-menengah.
Secara teknikal, ia merekomendasikan sejumlah saham untuk dikoleksi, seperti PT Energi Mega Persada Tbk atau ENRG yang ditutup melemah 1,19 persen ke posisi 166 pada pekan lalu. Herditya memprediksi ENRG dapat menyentuh posisi 188.
Lalu, PT Delta Dunia Makmur Tbk atau DOID yang ditutup melemah 2,71 persen ke posisi 430. Ia memprediksi saham emiten sektor batu bara ini dapat menyentuh posisi 280.
Selanjutnya, Herditya juga merekomendasikan PT Ace Hardware Indonesia Tbk atau ACES yang ditutup menguat 1,01 persen ke posisi 1.005. Ia memprediksi saham emiten sektor industri ini dapat menyentuh posisi 1.200.
Kemudian, PT Mitra Adiperkasa Tbk atau MAPI yang ditutup melemah 1,74 persen ke posisi 845. Herditya memprediksi MAPI dapat menyentuh posisi 920.
Terakhir, ada PT Mayora Indah Tbk atau MYOR yang ditutup melemah 0,90 persen ke posisi 1.655. Herditya memprediksi MYOR dapat menyentuh posisi 1.970 pekan ini.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar