SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pengurus Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) daerah Makassar menggelar diskusi terbatas membahas kondisi kebangsaan saat ini. Diskusi digelar di Sekretariat KAMMI Daerah Makassar, Jalan Prof Abdullah Basalama, Rabu (30/3/2022).
Diskusi tersebut mengangkat tema “Bijak Bermedia Sosial Wujudkan Harmonisasi Ummat dan Taat Hukum.”
Baca Juga : Aktivis Mahasiswa di Makassar Minta Penyelenggara Pemilu Antisipasi Dini Potensi Konflik
Beberapa hal menjadi catatan penting dalam diskusi. Yang mengemuka terkait permasalahan keummatan yang bermula dari media sosial.
Misalnya, pernyataan Menteri Agama terkait pengaturan pengeras suara masjid yang gaduh awalnya dari medsos yang sulit terbendung.
Ketua KAMMI Kota Makassar Agung Wahcyudi mensinyalir ada upaya penggiringan opini di medsos yang dimainkan kelompok anti pemerintah untuk memprovokasi masyarakat. Tujuannya, semakin benci pemerintah dan melanggar aturan bermedia sosial.
Baca Juga : BEM Fisip Unismuh Makassar Harap Penyelenggara Jadikan Mahasiswa Mitra di Pemilu 2024
Selain itu, sambung Agung juga dampak negatif yang sampai hari ini masih sering terjadi. Di mana masih adanya masyarakat yang terkadang tidak mencerna dengan baik konten kemudian ikut menyebar luaskan. “Tanpa disadari yang diviralkan justru sudah keluar dari subtansi yang ada,”katanya.
Begitupun dampak negatif lainya, menurut Agung, doktrin radikalisme masih kadang dimanfaatkan kelompok terorisme melakukan proses kaderisasi lewat medsos.
“Dan ini tidak sedikit menjadi korban. Sudah banyak masyarakat terpapar radikalisme berawal dari media sosial,” ujarnya.
Baca Juga : KAMMI Hadirkan Cipayung Plus Makassar, Bahas Pemilu 2024 Yang Berintegritas dan Berkualitas
Melihat fenomena tersebut, KAMMI mengambil sikap mengajak kepada masyarakat agar berhati-hati dalam bermedia sosial dan tidak mudah terpengaruh dengan hal yang bisa merusak harmonisasi.
“Kita sesama ummat beragama dan juga antar ummat beragama karena kesalahpahaman dan mudahnya terprovokasi dengan informasi yang belum tentu kebenaranya,” ungkap Agung.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar