SULSELSATU.com, MAKASSAR – Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Maiting Hulu-2 dengan kapasitas 2 x 4 megawatt (MW) mulai beroperasi. Dengan PLTM ini, sistem kelistrikan di Sulawesi Selatan (Sulsel) semakin hijau.
Beroperasinya pembangkit yang terletak di Desa Pengkaroan Manuk, Kecamatan Buntu Pepasan, Kabupaten Toraja tersebut ditandai dengan penandatanganan berita acara Commercial of Date (COD) pada 28 April 2022 lalu.
Penandatanganan dilakukan oleh General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (SULSELRABAR), Awaluddin Hafid dan Direktur PT Brantas Prospek Energy, Wahyu Gutomo serta disaksikan oleh Direktur Utama PT Brantas Energy, Firmansyah Ibnu Haryoso yang sebagai induk perusahaan.
Baca Juga : PLN Tebarkan Sukacita Bersama Panti Asuhan Murni Makassar di Hari Raya Natal 2024
Awaluddin Hafid mengatakan, setelah sebelumnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Selayar dan PLTM Madong 2×5 MW telah beroperasi maka PLTM Maiting Hulu-2 akan semakin meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) sistem kelistrikan PLN di Sulawesi bagian selatan serta meningkatkan rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan.
“Saat ini persentase EBT dalam sistem kelistrikan PLN di Sulawesi bagian selatan adalah 38,8 persen di atas target rata-rata nasional serta rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan adalah 99,78 persen,” ungkapnya dalam siaran resmi, Selasa, (3/5/2022).
Menurut Awaluddin, PLTM Madong dapat melistriki industri skala menengah serta 8.000 rumah tangga dengan daya 900 Volt Ampere (VA). PLTM itu juga dapat mendukung dunia pariwisata khususnya di Toraja.
Baca Juga : Berlaku Dua Bulan di Tahun 2025, Begini Cara dan Syarat Mendapat Diskon Listrik 50% dari PLN
“Kami juga menawarkan Renewable Energy Certificate kepada beberapa usaha perhotelan khususnya di Toraja sebagai daya tarik wisatawan dalam merasakan sensasi Green Eco Tourism,” papar Awaluddin.
PLTM Maiting Hulu-2 merupakan pembangkit yang dibangun dan dioperasikan oleh produsen listrik (independent power producer atau IPP), yaitu PT Brantas Prospek Energy. Pembangkit ini turut memperkuat sistem kelistrikan yang dikelola oleh PLN UIW Sulselrabar dengan memanfaatkan debit Sungai Maiting.
Sementara itu, Firmansyah Ibnu Haryoso menyambut baik kerjasama yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Baca Juga : Rumah BUMN Muna Dorong Pemberdayaan Perempuan Lewat Pelatihan Pengembangan UMKM
“Hal ini merupakan sinergi yang baik dan kami turut berbangga karena dapat mengambil andil dalam mewujudkan net zero emission di tahun 2060 di Indonesia,” pungkas Firmansyah.
Awaluddin menjelaskan, energi hijau yang dihasilkan oleh PLTM Madong akan dikirim melalui jaringan tegangan menengah (JTM) 20 Kilo Volt (kV) sepanjang 31 kilometer sirkuit (kms) ke titik interkoneksi IPP dan PLN di Gardu Hubung Kalimbuang dan Rantepao untuk kemudian, listrik dialirkan kepada pelanggan di Kabupaten Toraja Utara.
“Ke depannya, berdasarkan panduan RUPTL tahun 2021-2030, PLN UIW Sulselrabar akan membangun 12 PLTS di beberapa pulau yaitu di Prov. Sulsel, Sultra & Sulbar dgn kapasitas 17,61 MWp. Dengan demikian PLN berkomitmen mendukung transisi ke energi terbarukan dan pembangkit ini juga berperan dalam salah satu pilar G20 tahun 2022. Yaitu pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif dengan sustainable energy transition menjadi isu prioritas,” tutup Awaluddin.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar