Vaksinasi Lansia Belum Capai Target, Makassar Masih Berlakukan PPKM

Vaksinasi Lansia Belum Capai Target, Makassar Masih Berlakukan PPKM

SULSELSATU.com, MAKASSAR – Kota Makassar masih perpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3. Keputusan ini lantaran vaksinasi lansia dosis 1 belum memenuhi target pemerintah pusat atau masih di bawah 60 persen.

Bahkan capaian vaksinasi lansia ini yang terendah dibanding kabupaten/kota lain di Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Kota Makassar saat ini capaian (vaksinasi dosis 1) lansianya itu paling rendah di Sulawesi Selatan,” jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Makassar, Adi Novrisa, Rabu (25/5/2022).

Berdasarkan data Satgas Covid-19 Sulsel hingga 24 Mei 2022 dilaporkan persentase vaksinasi lansia dosis 1 di Kota Makassar baru 50,95 persen. Di atas Makassar, ada Kabupaten Sidrap yang juga masuk PPKM level 3 dengan capaian vaksinasi lansia dosis 1 di angka 55,03 persen.

Dinkes Makassar pun terus mendorong capaian vaksinasi lansia. Apalagi hal tersebut menjadi indikator penentuan status PPKM oleh pemerintah pusat.

“Arahan Ibu Kadis (Kesehatan) itu, kita diperintahkan untuk secepatnya (meningkatkan cakupan vaksinasi lansia), karena kita memang sudah ketinggalan,” tambahnya.

Diketahui Makassar masih bertahan di status PPKM level 3 sebagaimana ditetapkan dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 27 Tahun 2022. Aturan ini berlaku 24 Mei hingga 6 Juni 2022.

“Jadi, Kota Makassar berdasarkan instruksi Mendagri terakhir, digolongkan kepada level 3,” ujarnya.

Status tersebut lantaran terhambat vaksinasi lansia dosis 1 yang masih kurang 60 persen. Sementara capaian total vaksinasi dosis 2 yang juga jadi indikator penetapan status PPKM sudah melebih target minimal 45% yang ditetapkan Pusat, atau terealisasi 76,29 persen.

“Nah, di sini sebenarnya agak rancu. Mengapa? Karena dosis 2 Kota Makassar itu sudah 75 persen, (meskipun) dosis lansia memang masih di bawah 60 persen. Jadi, kalau berdasarkan data dan faktor tersebut, semestinya kota Makassar itu berada di level 2,” bebernya.

Adi mengungkapkan, hal ini sudah dikonsultasikan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar status PPKM bisa direvisi ke level 2. Atas dalih total vaksinasi dosis 2 di Kota Makassar mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

“Hal ini juga sudah kita konsultasikan ke Kemendagri tentang hal ini, kenapa bisa? Karena salah satu persyaratan, yaitu (vaksinasi) dosis 2 itu parameternya sudah bagus,” bebernya.

Dari hasil konsultasi Kemendagri tersebut, belakangan tracing dan testing Covid-19 yang rendah juga dijadikan indikator sehingga Makassar masih di PPKM level 3. Namun pihaknya beralasan tracing dan testing minim karena kasus harian Covid di Makassar saat ini sudah menurun, hingga menyentuh angka nol.

“Kalau (kasus harian Covid) sudah mencapai nol, kan otomatis kita tidak menemukan kasus. Tidak ada kasus, otomatis tracing dan testing itu juga tidak ada. Jadi tidak bisa kita tingkatkan,” urainya.

Kendati begitu, pihaknya akan tetap mengupayakan mencapai target yang ditetapkan Pusat agar status PPKM Makassar mengalami perbaikan. Walaupun meningkatkan capaian vaksinasi lansia diakui cukup sulit.

“Memang kendala terbesar dari lansia kita, adalah banyaknya lansia kita yang mempunyai penyakit komorbid, dalam hal ini adalah tekanan darah tinggi. Pada saat dilakukan tensi, tekanan darahnya tinggi, nah otomatis tidak bisa dilakukannya vaksinasi,” tuturnya.

Lansia yang punya komorbid dengan hipertensi pun dikawal khusus. Misalnya diberi obat dengan harapan tekanan darah tinggi bisa menurun dan bersyarat untuk divaksin.

“Saat kita kumpulkan kembali lansia-lansia kita ini. Mudah-mudahan komorbidnya dalam hal ini hipertensinya sudah bisa diturunkan, dan sudah bisa dilakukan vaksinasi,” tandasnya.

Cek berita dan artikel yang lain di Google News

Berita Terkait
Baca Juga