SULSELSATU.com, MAKASSAR – Perpecahan ditubuh DPD I Golkar Sulsel diharap tak berlarut-larut, sebab bila hal itu terus berlanjut, dikhawatirkan akan membuat partai berlambang pohon beringin itu akan mengalami kekalahan.
Hal itu disampaikan oleh kader-kader daerah saat bertemu dengan Ketua Tim Relawan Pemenangan Airlangga Hartarto (AH) Sulsel, Ilham Areif Sirajuddin (IAS) saat makan bakso bareng kader Golkar Pangkep di Warkop Simpang Lima, Pangkep, Kamis (30/6/2022).
Ketua Golkar Pangkep, Andi Ilham Zainuddin menjelaskan Golkar akan semakin jaya selama soliditas itu bisa terjaga.
Baca Juga : Dugaan Pencemaran Nama Baik Taufan Pawe ke Nurdin Halid Mulai Digarap Polda Sulsel
“Selain menjaga soliditas, kita memang perlu menjaga semangat kerja keras. Jadi kader-kader yang punya semangat pasti bisa memberi nilai tambah bagi partai tercinta ini,” kata Andi Ilham.
Andi Ilham juga mengakui, kembalinya IAS ke partai Golkar dipastikan akan memberi nilai tambah menghadapi pileg dan pilpres mendatang. “Nilai elektoralnya jelas”.
Mantan Bupati Pangkep, Syamsuddin Hamid selalu bisa mencairkan suasana menjadi lebih santai.
Baca Juga : Tanpa Lawan, Zulham Arief Pimpin KONI Parepare Periode 2022-2026
“Saya harus akui, ternyata aura Pak IAS ini lebih pas dengan warna kuning. Lebih gagah juga,” ujarnya berseloroh.
Sementara itu, IAS mengajak kader untuk solid menatap dua agenda politik penting mendatang, pemilu legislatif dan pilpres 2024.
“Dua agenda itu hanya bisa kita menangkan dengan catatan kita benar-benar solid dan fokus,” terang Walikota Makassar 2004-2014 itu.
Baca Juga : Nurhaldin Siap Bertarung di Musda AMPI Sulsel, Zulham Arief Sebut Menarik
Terkait tugas sebagai Ketua Tim Relawan Pemenangan Airlangga Hartarto, IAS berharap bisa mendapat masukan dari kader di daerah. Tokoh yang dijuluki Bapak Pembangunan Kota Makasssar itu juga menjelaskan sejumlah kelebihan Airlangga Hartarto.
“Kita perlu penuh semangat mensosialisasikan kelebihan personal Airlangga Hartarto sebagai calon presiden. Yang belum banyak tahu, beliau itu pintar. Jauh dari kata sombong, suka menyapa orang. Itu yang membuat orang nyaman. Jadi politisi itu memang harus mau menyapa. Tidak kaku,” tegas IAS.
Cek berita dan artikel yang lain di Google News
Komentar